KIM Plus di Pilkada Bogor Tak Solid? Pengamat: Sifatnya Pragmatis

Andi Ahmad S Suara.Com
Minggu, 08 September 2024 | 19:59 WIB
KIM Plus di Pilkada Bogor Tak Solid? Pengamat: Sifatnya Pragmatis
Koalisi Gemuk Rudy-Jaro di Pilkada Bogor [Egi/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik dari Universitas Djuanda, Gotfridus Goris Seran menyoroti koalisi indonesia maju (KIM) Plus atau koalisi gemuk di Pilkada Bogor, Jawa Barat 2024.

Hampir semua partai politik di Kabupaten Bogor mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor, Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi alias Jaro Ade, terkecuali PDIP yang memiliki jagoannya sendiri yakni Bayu Syahjohan-Musyafaur Rahman.

Seran sapaan akrabnya melihat, saat ini semua partai pengusung Rudy-Ade di Pilbup Bogor belum sepenuhnya solid.

Meski ada belasan partai yang secara resmi mendukung pasangan ini, hingga kini gerakan sosialisasi yang diinisiasi partai pengusung terbilang masih sangat minim.

Baca Juga: Warga Puncak Bogor Murka, Oknum ASN dan DPRD Diduga Tipu Pedagang, Janji Izin Tapi Digusur, Kini...

Kurangnya keseriusan partai-partai koalisi dalam mendukung Rudy-Jaro kata dia, bisa jadi disebabkan oleh besarnya koalisi itu sendiri bersifat sangat pragmatis.

“Koalisi besar ini ibarat kerumunan, sifatnya lebih pragmatis. Jika dilihat dari sisi ideologi, partai-partai yang tergabung sangat beragam dari Gerindra yang berhaluan nasionalis hingga PKS yang berbasis Islamis,” katanya belum lama ini kepada wartawan.

Seran menambahkan, karena koalisi bersifat pragmatis dan beragam secara ideologis, tidak ada nilai ideologis yang benar-benar mengikat di antara partai-partai pendukung Rudy-Jaro. Hal ini, menurutnya, membuat koalisi tersebut longgar dan tidak efektif.

Calon Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Calon Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi (Jaro Ade) [Egi/Suara.com]
Calon Bupati Bogor Rudy Susmanto dan Calon Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi (Jaro Ade) [Egi/Suara.com]

“Karena sifatnya kerumunan dan pragmatis, tidak ada nilai ideologis yang mengikat, maka koalisi jadi longgar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Seran menilai bahwa meski ada asumsi bahwa semakin banyak partai yang tergabung dalam koalisi, semakin besar pula basis elektoral yang dapat diraih, namun hal itu belum tentu terjadi.

“Anggapan ini masih harus dibuktikan pada 27 November saat pemungutan suara. Setiap konstituen partai memiliki preferensi elektoral masing-masing. Pertanyaannya, apakah koalisi besar ini akan memberikan insentif elektoral bagi Rudy-Ade? Tentu akan diuji nanti,” pungkasnya.

Baca Juga: Bikin Kacau Bogor, Para Pedagang Warpat Puncak Bakal Patungan Untuk Bayar Ongkos Asmawa Pulang ke Kendari

Seperti diketahui, Pasangan Rudy Susmanto-Ade Ruhandi diusung 17 partai politik peserta Pemilu, yakni Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, PPP, PKB, NasDem, PAN dan semua partai non parlemen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI