Paslon Elektabilitas Tinggi Bukan Jaminan, tetap Bisa Keok di Jakarta, Hensat: Ahok di 2017 Tumbang sama Anies

Minggu, 08 September 2024 | 10:23 WIB
Paslon Elektabilitas Tinggi Bukan Jaminan, tetap Bisa Keok di Jakarta, Hensat: Ahok di 2017 Tumbang sama Anies
Paslon Elektabilitas Tinggi Bukan Jaminan, tetap Bisa Keok di Jakarta, Hensat: Ahok di 2017 Tumbang sama Anies. [Instagram @ngumpulreceh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan calon di Pilkada Jakarta 2024 yang memiliki elektabilitas tinggi berdasar sigi lembaga survei disebut tidak menjamin bisa memenangkan kontestasi elektoral di Jakarta. Bahkan, elektabilitas tinggi paslon tersebut dari hasil survei itu disebut bisa tumbang dengan rival politiknya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio alias Hensat. Menurut dia, selama ini belum pernah ada calon yang memiliki survei elektabilitas tertinggi bisa memenangkan Pilkada Jakarta. Dia pun mencontohkan para kandidat sebelumnya yang akhirnya menelan kekalahan di Jakarta walau elektabilitasnya meroket berdasar sigi lembaga survei. 

"Dulu Fauzi Bowo pas 2012 itu surveinya tinggi, kalah sama Jokowi. Ahok juga sama, 2017 memiliki survei tinggi, tumbang oleh Anies, jadi menurut saya biasanya yang surveinya tinggi justru kalah di Pilkada Jakarta," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (8/9/2024).

Hensat kemenangan pasangan calon di Pilkada Jakarta ditentukan oleh kuatnya basis akar rumput partai pengusung.

Baca Juga: Jadi Ketua Tim Pemenangan, Rano Karno Bongkar Skill Cak Lontong di Dunia Politik: Jangan Underestimate!

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyebut kemungkinan hanya ada dua pasangan calon di Pilpres 2024 saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023). (Suara.com/Novian)
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menyebut kemungkinan hanya ada dua pasangan calon di Pilpres 2024 saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023). (Suara.com/Novian)

Hensat melanjutkan, sejarah itu terbukti sejak Pilkada Jakarta digelar secara langsung pada tahun 2007 lantaran hanya satu kali paslon yang didukung banyak parpol memenangkan kompetisi.

Hal tersebut terjadi ketika Fauzi Bowo mengalahkan Adang Daradjatun dari PKS di tahun 2007.

"Sisanya? Jokowi menang karena akar rumput PDI Perjuangan di 2012, namun Anies Baswedan di 2017 juga bermodalkan akar rumput PKS-Gerindra berhasil mengalahkan Basuki Tjahja Purnama yang diusung PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, dan NasDem," lanjutnya.

Saat ini, Pilkada Jakarta diramaikan oleh nama-nama besar seperti Ridwan Kamil dari Golkar dan Pramono Anung dari PDI Perjuangan. Hingga saat ini, Hensat belum bisa memastikan elektabilitas mana yang paling tinggi dan berpotensi memenangi kursi Gubernur Jakarta. (Antara)

Baca Juga: Jangan Cuma Macet dan Banjir, Sandiaga Ingatkan Para Paslon Pilkada Jakarta Pikirkan Masalah-masalah Ini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI