Suara.com - Rano Karno secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024. Hal itu menyusul keikutsertaan Rano dalam kontestasi Pilkada 2024 khususnya di Jakarta sebagai bakal calon wakil gubernur.
Adapun hal tersebut diketahui dari surat keterangan dari Sekretariat Jenderal DPR RI yang menunjukan bahwa Rano Karno sudah disetujui untuk mengundurkan diri dari Anggota DPR RI.
Surat dengan nomor 388.F/KD/8/2024 itu diteken langsung oleh Sekjen DPR RI Indra Iskandar.
"Adalah benar bahwa Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tersebut dengan Nomor Anggota 227 dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan periode 2019-2024 yang mengajukan pengunduran diri dan sedang dalam proses pemberhentian sebagai Anggota DPR RI," tulis isi surat.
Saat dikonfirmasi langsung, Indra Iskandar pun membenarkan jika pihaknya sudah mengeluarkan surat keterangan jika Rano sudah mengundurkan diri sebagai Anggota DPR RI.
"Iya betul kami memberi surat keterangan bahwa Pak Rano sudah menyampaikan surat pengunduran diri," kata Indra kepada Suara.com, Jumat sore.
Sebelumnya, PDI Perjuangan (PDIP) secara resmi sudah mendaftarkan duet Pramono Anung dengan Rano Karno untuk Pilgub Jakarta. Padahal sebelumnya santer jika PDIP dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan.
Menanggapi hal itu, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai bahwa PDIP memilih duet Pramono-Rano di Pilgub Jakarta tentu memiliki alasan strategis jangka panjang.
Posisi Pramono sebagai Menseskab, Jokowi-Ma’ruf, kata dia, memberikan kesan bahwa figur yang diusung PDIP di Jakarta tidak terlalu membuat hubungan PDIP makin panas dengan Presiden Jokowi atau pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Juga: Kocak! Rocky Gerung Ketawa Lihat Silfester Malah Gelut dengan Chico Hakim: Menang Banyak Dia
"Jika PDIP ingin menang mudah atau lawan siapkan lawan sepadan di Pilgub Jakarta tentu bakal memilih Anies atau Ahok karena memiliki elektabilitas yang tinggi, tetapi dampaknya secara langsung PDIP makin sulit berkomunikasi dengan Jokowi dan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Arifki kepada wartawan, Rabu (28/8/2024).
Menurutnya, PDIP memilih main cantik untuk Pilgub Jakarta 2024.
"Pada satu sisi memberikan panggung kepada dua kader andalannya, Pramono-Rano. Namun, pada sisi lain peluang PDIP untuk masuk kabinet Prabowo-Gibran makin terbuka jika kader yang didukung bukan lah Anies atau Ahok," ujarnya.
PDIP juga, kata dia, sepertinya juga membaca peluang di Pilpres 2029. Posisi Anies yang belum memutuskan bergabung dengan parpol manapun menjadi kehawatiran bagi PDIP.
"Secara internal, PDIP bakal menjadi lawan Ganjar Pranowo atau Puan Maharani di Pilpres 2029. Sedang secara eksternal, Anies bakal menjadi lawan Prabowo atau Gibran di Pilpres 2029. Secara politik majunya Anies di Pilkada 2024 bakal merugikan elite PDIP dan partai lain," katanya.
"Politik ini dinamis, banyak kemungkinan yang bakal terjadi kedepannya. Jika Anies batal maju di Jakarta, kira-kira siapa yang bakal didukungnya di Pilkada Jakarta: Pramono-Rano, RK-Suswono atau Dharma-Kun," sambungnya.