Suara.com - Bakal Calon Gubernur Jakarta koalisi Jakarta Baru, Ridwan Kamil (RK) mengaku memaklumi soal dirinya belum dapat diterima oleh simpatisan klub sepakbola Persija Jakarta, The Jakmania.
Alasan utama The Jakmania kurang berkenan menerima RK, lantaran ia memiliki latar belakang sebagai Bobotoh alias suporter Persib Bandung. Terlebih RK meiliki rekam jejak sebagai mantan Wali Kota Bandung dan mantan Gubernur Jawa Barat.
"Itu adalah wajar," kata RK saat di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).
Antara The Jakmania dan Bobotoh memang dikenal dengan rivalitas yang cukup sengit. Baik saat pertandingan yang mempertemukan Persija vs Persib saat laga, maupun di luar pertandingan.
Baca Juga: Lawan Bakal Nambah Usai Putusan MK Soal Ambang Batas Pilkada? Ridwan Kamil Bilang Begini
Namun hal itu, tidak membuat RK menjadi gusar. Ia mengaku bakal mulai beradaptasi dengan segala hal yang ada di Jakarta.
"Saya tamu, yang punya rumahnya adalah The Jak yang timnya Persija. Dan saya sudah sampaikan kalau saya bertandang menghuni rumah baru, saya beradaptasi,” katanya.
RK mengaku bakal mulai mencintai Jakarta berserta isinya, baik permasalahannya, maupun warganya, termasuk klub sepakbolanya.
"Bagaimana cara mencintai? Ya saya mendengarkan harapannya, apa harapannya bikin fasilitas, saya belum tahu," katanya.
"Tapi niat saya datang ke rumah baru saya ingin dengarkan, ingin mencintai apa masalahnya," katanya.
Baca Juga: Bantah Skenario Calon Independen untuk Lawan Ridwan Kamil, Dasco Beberkan Alasan Ini
Sebelumnya, Ridwan Kamil bersama Suswono secara resmi dideklarasikan sebagai pasangam bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk maju di Pilgub Jakarta 2024. Duet tersebut akan maju didukung oleh 12 partai politik.
Deklarasi dilakukan di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Senin (19/8/2024) sore.
Untuk diketahui, KIM plus kini berisikan 12 partai politik tanpa PDIP yang mendukung duet Ridwan Kamil dengan Suswono untuk Pilgub Jakarta.
Sejumlah 12 partai itu yakni Gerindra, Golkar, PKS, NasDem, PKB, PSI, Demokrat, PAN, Garuda, Gelora, Perindo dan PPP tergabung dengan nama koalisi Jakarta Baru Jakarta Maju.