Suara.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi soal dugaan calon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana dalam Pilkada Jakarta yang disebut-sebut hanya merupakan boneka politik bentukan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Hasto mengatakan, dalam Pilkada tidak sepatutnya calon boneka. “Dalam Pilkada tidak boleh ada calon boneka,” kata Hasto di Lebak, Banten, Jumat (16/8/2024).
Calon boneka sebelumnya juga pernah terjadi. Namun bukan dalam kontestasi Pilkada.
Menelisik ke belakang, pada tahun 1997 lalu, sempat ada calon boneka bentukan pemerintah yang dibentuk untuk merebut PDI dari pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Diduga Catut NIK Warga, KPU Jakarta Sebut Pendaftaran Paslon Independen Dharma-Kun Masih Sah
“Kalau pada tahun 97 yang lalu, itu kan ada calon boneka yaitu PDI Suryadi yang merupakan bentukan pemerintah yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kehendak rakyat,” kata Hasto.
Dia kemudian menyoroti soal aksi pasangan independen dalam Pilgub DKI saat ini yang diduga melakukan manipulasi terhadap dukungan KTP.
Pihaknya meminta penyelenggara Pilkada, baik KPU dan Bawaslu melakukan pengecekan kembali terhadap dukungan yang diterima oleh Dharma-Kun.
“Sehingga segala sesuatunya jangan sampai ada skenario sepertinya ada kontestasi secara prosedural, tetapi faktanya ada pengaturan-pengaturan kekuasaan,” pungkasnya.
Sebelumnya, media massa dihebohkan dengan dugaan pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk persyaratan pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Dharma Pongrekun-Kun Wardana maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sejumlah warga DKI tanpa sadar terdaftar sebagai pendukung Dharma-Kun.
Tak hanya itu, terdapat beberapa kasus janggal yang ditemukan dalam pencatutan ini. Berdasarkan unggahan tangkapan layar sejumlah netizen di akun instagram @jakut.info, terdapat sejumlah netizen yang mengadukan pencatutan NIK.
Salah satunya, pemilik akun media sosial X @timpenguinnas mengaku coba mengecek NIK milik adiknya dalam situs https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilihan/cek_pendukung. Namun, yang keluar adalah nama lain yang juga dinyatakan sebagai pendukung Dharma-Kun.
"Gue cek punya adik gue masa nama yang keluar bukan nama adik gue pan dan nama orang yang NIK-nya sama kayak adik gue itu sebagai pendukung calon itu, emang bisa ya 1 NIK buat dua orang?" katanya, Jumat (16/8/2024).
Ada juga akun lainnya yang menyebarkan melalui media sosial X menyebut NIK milik suaminya yang meninggal malah dicatut sebagai pendukung Dharma-Kun.
Alm (almarhum) suami yang sudah meninggal lebih dari setahun, gimana cara NIK-nya dipakai buat dukung ni pasangan," ucap akun lainnya di unggahan @jakut.info.
Eks Gubernur DKI Anies Baswedan melalui akun X miliknya, @aniesbaswedan, juga mengalami pengalaman serupa. Ia mengaku sudah mengecek NIK miliknya.
Pengecekan dilakukan melalui situs https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilihan/cek_pendukung.
"Alhamdulillah, KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya aman," ujar Anies, Jumat (16/8/2024).
Kemudian, Anies membagikan tangkapan layar hasil pengecekan NIK di situs KPU itu. Tertulis ada nama Mikail Azizi Baswedan yang merupakan putranya sudah berstatus mendukung pasangan Dharma-Kun.