Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, mengaku sedih dengan kondisi yang terjadi di Partai Golkar. Terlebih sebagai mantan kader Golkar, ia merasa sedih usai melihat kondisi Jusuf Hamka yang ikut mundur dari pencalonan di Pilkada.
"Ya saya agak sedih juga," kata Ahok di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
"Saya enggak tahu, terutama kayak Pak Jusuf Hamka, kan teman juga ya. Waktu itu beliau udah kontak saya, mungkin mau maju Jakarta kan," sambungnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas bicara bagaimana pemerintah dan DPR RI harus berpikir bagaimana mengatur batas pencalonan di Pilkada. Hal itu untuk mencegah terjadi kondisi seperti saat ini.
Baca Juga: Spill Nasib Anies di Pilkada Jakarta, Ahok: PDIP Mustahil Usung Orang Luar Selama Kader Siap
"Tapi secara demokrasi sebetulnya kita juga berpikir, mungkin ke depan. Saya kira pemerintah dan DPR RI mungkin harus memikirkan, bukan cuma memberikan batas minimum pencalonan, tapi mungkin ada batas maksimum supaya rakyat itu punya pilihan yang banyak," ujarnya.
"Jadi harus ada batas maksimum harus mencalonkan, dan mungkin seperti Presiden juga kan. Kalau partai tidak mencalonkan, akan saksi tidak bisa ikut pemilu atau pilkada berikutnya. Tapi tentu harus ada batasan, Sehingga tidak ada lagi cerita borong-memborong atau ada partai yang takut," sambungnya.
Ia mengatakan, demokrasi di Indonesia harus bisa semakin berjalan dengan baik.
"Saya kira ini bagian dari tugas kita bersama untuk memikirkan, Supaya demokrasi kita itu makin lama, makin baik. kan intinya kan, rakyat punya pilihan banyak, gitu ya," pungkasnya.
Baca Juga: Jawab soal Klaim Dukungan Bahlil jadi Ketum Golkar, Agus Gumiwang 2 Kali Sebut 'Insyaallah'