Mundurnya Airlangga Ubah Peta Politik Jelang Pilkada, Keputusan Golkar Soal Cakada Sangat Mungkin Berubah

Senin, 12 Agustus 2024 | 11:46 WIB
Mundurnya Airlangga Ubah Peta Politik Jelang Pilkada, Keputusan Golkar Soal Cakada Sangat Mungkin Berubah
Tangkapan layar Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar dalam sebuah video yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8/2024).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keputusan Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar disebut bakal pada percaturan politik jelang Pilkada Serentak 2024. Bakal banyak implikasi politik seturut mundurnya Airlangga.

Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Indeks Data Nasional (IDN), Syifak Muhammad Yus mengatakan, konstelasi koalisi dan peta politik di tubuh Partai Golkar dan di luar akan berubah jelang Pilkada.

"Keputusan-keputusan dari Partai Golkar terkait pencalonan kepala daerah yang diusung di Pilkada 2024 mendatang masih sangat mungkin berubah," kata Syifak kepada wartawan, Senin (12/8/2024).

"Pengunduran diri Airlangga juga dapat merubah konstalasi koalisi dan peta politik di setiap daerah baik di dalam partai Golkar maupun di luar Partai Golkar menjelang pilkada 2024 mendatang," sambungnya.

Baca Juga: Bukan Tiba-tiba, Airlangga Diyakini Mundur dari Ketum Golkar karena Ini

Menurut dia, bukan tidak mungkin mundurnya Airlangga juga karena menarik calon kepala daerah yang diusung di Pilkada.

"Sebagai partai besar, tentu saja Golkar menjadi salah satu partai kunci pada pilkada diseluruh Indonesia. Bukan tidak mungkin, tarik-temarik calon kepala daerah menjadi salah satu penyebab pengunduran diri Airlangga," katanya.

Sebelumnya, Politisi Golkar, Jusuf Hamka alias Babah Alun angkat bicara soal pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Ia menyebut hal ini terjadi bukan karena ada perebutan kursi pimpinan.

Malahan, bos jalan tol itu mengatakan, kursi Ketua Umum Golkar direbut dari Airlangga. Namun, ia tak merinci siapa sosok yang berupaya merebutnya.

"Bukan perebutan (di antara kader Golkar), tapi (kursi Ketua Umum Golkar) direbut. Bukan perebutan saya pikir, tetapi direbut. Kalau saya bisa katakan, itu direbut," ujar Jusuf kepada wartawan, Minggu (11/8/2024).

Baca Juga: Dikaitkan dengan Pengunduran Diri Airlangga dari Ketum Golkar, Istana Jawab Begini

Jusuf mengaku tak berani mengungkap siapa sosok tersebut. Ia meyakini sang perebut kursi ketum itu merupakan orang yang memiliki pengaruh besar.

"Iya (direbut oleh pihak luar). Situ harus tahu lah kalau direbut. Siapa sih yang bisa merebut, ya kan? Itu pasti yang yang powerfull lah, enggak tahu siapa, saya enggak berani ngomong," ungkapnya.

"Mungkin bisa dibilang untuk diminta munas dipercepat. Padahal kan munas sudah ada waktunya ya kan. Kalau sekarang kan munas dipercepat, saya juga enggak tahu apa sebenarnya yang terjadi dibalik itu karena saya di Bandung," tambah dia.

Airlangga Hartarto telah resmi menyatakan mengundurkan diri dari Partai Golkar. Pengunduran dirinya ini sudah disampaikannya sejak Sabtu (10/8/2024) malam.

Dalam keterangan resminya, Airlangga menyebut pengunduran dirinya dilakukan karena ingin memuluskan transisi pemerintahan dari kepemimpinan presiden dan wakil presiden Joko Widodo alias Jokowi-Maruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu, Airlangga juga menyebut keputusan ini dibuat demi menjaga keutuhan partai lambang pohon beringin itu.

"Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," ujar Airlangga kepada wartawan, Minggu (11/8/2024).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI