Munculnya KIM Plus di Pilkada Jakarta Bikin Buntung, Nasib Anies Bisa Diselamatkan jika PDIP-PKS Guyub, Bisa?

Rabu, 07 Agustus 2024 | 12:35 WIB
Munculnya KIM Plus di Pilkada Jakarta Bikin Buntung, Nasib Anies Bisa Diselamatkan jika PDIP-PKS Guyub, Bisa?
Anies Baswedan saat ditemui awak media di kawasan Jatiwaringin, Bekasi. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemunculan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus disebut-sebut membuat kans Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 semakin tipis. Bahkan, posisi Anies yang digadang oleh PKS sebagai bakal calon gubernur (bacagub) di Jakarta makin terdesak  gara-gara KIM plus.

Prediksi soal nasib Anies karena kemunculan KIM plus di Pilkada Jakarta diungkap oleh Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo.

Menurutnya, dikarenakan Partai NasDem dan PKB diperkirakan akan gabung ke KIM sehingga menyisakan PKS sebagai satu-satunya partai yang mendukung Anies di Pilkada Jakarta. Diketahui, partai-partai yang tergabung dalam KIM plus dikabarkan akan mengusung Ridwan Kamil untuk maju nyagub.

"Kondisi ini tentu tidak menguntungkan Anies dan bila terjadi, Ridwan Kamil (Cagub yang dicalonkan KIM plus) melawan kotak kosong di Jakarta," beber Ibnu Dwi Cahyo dikutip dari Antara, Rabu (7/8/2024). 

Baca Juga: Pilkada Jakarta: Kaesang Gerilya hingga Berlagak Santri, Guyonan Cak Imin Bawa-bawa Kim Jong Un

Anies Baswedan bersama sang istri di kawasan CFD Jakarta, Minggu (4/8/2024). (Suara.com/Faqih)
Anies Baswedan bersama sang istri di kawasan CFD Jakarta, Minggu (4/8/2024). (Suara.com/Faqih)

Di tengah gempuran parpol lain yang membentuk KIM plus, PKS hanya memiliki peluang untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan selaku pemenang Pemilu 2024.

Menurutnya, nasib Anies yang kadung digadang-gadang nyagub masih bisa terselamatkan jika PKS dan PDIP mau berkoalisi. Hal ini juga disebut bisa menjadi modal Anies untuk melawan RK yang didukung koalisi gemuk pendukung pemerintah. 

"Tapi keduanya memang berbeda dari sisi ideologi. Namun jika PKS berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Anies, akan menjadi pembelajaran yang sangat baik bagi demokrasi kita saat ini," ujarnya.

Ketika dua partai tersebut sudah bergabung dan sepakat berada di belakang Anies, maka petahana Gubernur Jakarta itu akan menghadapi masalah lain yakni penentuan calon wakil gubernur.

Ibnu melanjutkan untuk saat ini, PDIP dinilai belum punya sosok yang tepat untuk bersanding dengan Anies sebagai calon wakil gubernur Jakarta.

Baca Juga: Sarungan! Gaya Putra Jokowi Bujuk Cak Imin Agar Berkoalisi, Kaesang Plesetkan PSI: Kami Partai Santri Indonesia

Foto Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. [Instagram @ngumpulreceh]
Foto Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. [Instagram @ngumpulreceh]

"Mungkin tantangan utamanya adalah siapa wakil Anies nanti. Tentu Ahok tidak bisa menjadi cawagub karena terbentur regulasi, yang melarang mantan gubernur maju pilkada sebagai cawagub,” kata Ibnu.

Senada dengan Ibnu, Pengamat politik dan Direktur Survey and Polling Indonesia Igor Dirgantara mengatakan posisi cawagub yang mendampingi Anies akan jadi rebutan dua partai yakni PKS dan PDIP.

Igor melihat PKS akan tetap bersikukuh menyandingkan Anies dan Sohibul Iman dalam Pilkada Jakarta. Hal tersebut tentu akan sulit diterima PDIP lantaran partai besutan Megawati Soekarno Putri itu pasti ingin mencalonkan kadernya sebagai calon wakil gubernur.

Padahal di satu sisi, Igor menilai PDIP belum mempunyai sosok yang tepat untuk menjadi calon wakil gubernur.

"Siapa yang mau dimaju-in? Ahok? Ahok sudah pasti ada resistensi dari PKS yang justru ingin menduetkan Anies dengan Sohibul Iman. Kalau PKB juga tidak begitu menerima keinginan Ahok maju," kata Igor.

Igor menilai satu-satunya kader yang tepat dimajukan PDIP menjadi calon wakil gubernur Jakarta yakni Prasetyo Edi Marsudi yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Jakarta. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI