Suara.com - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Dito Ariotedjo menyatakan bahwa Ridwan Kamil akan bersinar bila ditempatkan di mana saja.
Bahkan, tambah Dito, bila Ridwan Kamil diusung maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
"Ya Alhamdulillah, kan Pak RK ini kiprahnya memimpin kota Bandung Jawa Barat sangat baik. Ini sosok yang saya rasa ditempatkan di mana pun akan bersinar," kata Dito di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Ia mengatakan bahwa Ridwan Kamil, kekinian masih dalam penugasan Golkar untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Baca Juga: Indikator: Ridwan Kamil Bisa Dapat 'Durian Runtuh' Jika Ahok Tak Maju Pilkada Jakarta
"Ya untuk Pak Ridwan Kamil saya rasa clear statement baik itu dari Pak Airlangga dan juga kawan-kawan Koalisi Indonesia maju itu di proyeksi untuk di Jakarta maupun Jawa Barat," katanya.
Namun, kata dia, soal keputusan akhir Ridwan Kamil pada akhirnya akan maju di Pilgub mana, itu tergantung pembahasan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Itu tergantung nanti dinamika terakhir pendiskusian dengan koalisi akhirnya mau bagaimana. Intinya kita siap bersama koalisi Indonesia maju," katanya.
Survei Indikator Politik
Sebelumnya diberitakan, Lembaga Indikator Politik merilis hasil survei yang menunjukkan keunggulan elektabilitas tiga nama dalam bursa calon gubernur Jakarta. Ketiganya ialah Anies Baswedan, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, dan Ridwan Kamil (RK).
Baca Juga: Ridwan Kamil Akui Nama Jusuf Hamka Berpotensi Diusung KIM Maju Pilgub Jakarta
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Anies mendapat 43,8 persen, Ahok 32,1 persen, dan RK 18,9 persen.
"Jadi kalau dibaca, Anies ini nomor satu jelas meski tidak sampai 50 persen," kata Burhanuddin dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (25/7/2024).
Meski begitu, Burhanuddin menilai kans RK untuk memenangkan Pilkada Jakarta tetap ada. Sebab, mantan Gubernur Jawa Barat itu dianggap kekuatan untuk menarik basis dukungan dari calon lain.
"Berbagai simulasi sampel head to head, terlihat jelas, kemampuan menarik basis calon lain paling positif ada di RK," ujar Burhanuddin.
Pasalnya, Ahok belum bisa dipastikan akan maju pada Pilkada Jakarta lantaran belum ada pengumuman dukungan dari PDIP dan belum ada tahapan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta.
Jika dilihat dari simulasi dua nama atau head to head, Burhanuddin menjelaskan bahwa ada potensi kecenderungan RK mengalami peningkatan elektabilitas.
"Di simulasi head to head cenderung nambah ke RK," ucap Burhanuddin.
Pada simulasi head to head antara Anies dan Ahok, terlihat bahwa Anies mendapatkan elektabilitas sebesar 52 persen sementara Ahok 42 persen.
Kemudian saat simulasi antara Anies dengan RK, elektabilitas Anies sebesar 50,1 persen sedangkan RK 38,8 persen.
Di sisi lain, saat simulasi Ahok dengan RK, keduanya mendapatkan angka elektabilitas yang sama yaitu 44,7 persen.
"Makanya saya katakan RK punya potensi calon inklusif karena bisa menarik pendukung lain," sebut Burhanuddin.
Dia mengakui bahwa RK memang mesti berusaha keras untuk menghadapi Anies dan Ahok. Namun, jika Ahok tidak maju dan RK hanya akan menghadapi Anies, maka RK masih memiliki kesempatan untuk menang.
"Elektabilitasnya masih struggling, tapi di Jakarta bukan berarti tanpa peluang, data mengatakan RK terbuka peluang. Jadi, bukan kartu mati," kata Burhanuddin.
"Kemampuan RK menarik pendukung kuat. Contoh kalau Ahok enggak maju, itu RK langsung dapat durian runtuh, selisih dengan Anies berdasarkan data jadi tipis," katanya
Sekadar informasi, survei ini dilakukan pada 18-26 Juni dengan wawancara tetap muka terhadap WNI di Jakarta yang sudah mempunyai hak pilih.
Survei ini memiliki 800 sampel responden dengan metode pengambil data berupa multistage sampling. Selain itu, hasil survei ini juga memiliki margin of error sebesar 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.