Suara.com - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta melancarkan "serangan" kepada eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies disebut membuat sejumlah program yang berantakan selama menduduki kursi DKI 1 periode 2017-2024.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana tak lama setelah Litbang Kompas merilis hasil survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI. Dalam jajak pendapat itu, Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep yang diisukan mau maju Pilkada DKI mendapatkan angka elektabilitas jeblok hanya 1 persen.
Putra Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu tertinggal jauh dari Anies yang memperoleh angka 29,8 persen. Lalu, disusul eks Gubernur DKI sekaligus Ketua DPP PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 20 persen suara.
Dalam pernyataannya, William mengingatkan pentingnya memilih calon gubernur yang memiliki kemampuan dan keberanian untuk membenahi program-program kepala daerah pendahulu, khususnya kebijakan yang dibuat oleh Anies.
Menurut William, Anies selama menjabat lebih suka mengeklaim pekerjaan orang lain, melakukan rebranding, lalu menjadikannya bahan kampanye.
Ia mencontohkan kebijakan yang paling mencolok adalah pendataan penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP).
"Data penerima KJP menjadi tidak tepat sasaran hingga mencapai satu juta KJP. Hal ini kemudian diperbaiki oleh Pj Gubernur dalam dua tahun terakhir," ujar William dalam keterangan yang diterima Suara.com, Jumat (19/7/2024).
William juga menyebut ada beberapa program lain yang sebenarnya sudah baik tapi tidak dilanjutkan oleh Anies. Misalnya, pembangunan LRT, sodetan Ciliwung, dan juga pembangunan RPTRA.
"Program-program yang baik dan membantu menyelesaikan permasalahan kota Jakarta justru tidak dilanjutkan, serta program yang dilanjutkan malah dirusak dengan pengelolaan yang serampangan. Anies lebih fokus pada rebranding dan klaim daripada memastikan program-program ini berjalan efektif," tutur William.
Lebih lanjut, William juga menyebut Anies melakukan rebranding program KJP yang dibuat oleh Jokowi saat menjabat Gubernur menjadi KJP Plus.
"Bahkan saya lihat, Anies juga berusaha menghapus peninggalan kawannya sendiri, Sandiaga Uno. Misalnya OK-OCE menjadi Jakpreneur, OK-Otrip menjadi Jaklingko," pungkas William.