Petugas Pantarlih Diduga Pakai Joki Saat Coklit Data Pemilih di Jakarta, Bawaslu Beri Peringatan ke KPU DKI

Selasa, 16 Juli 2024 | 14:06 WIB
Petugas Pantarlih Diduga Pakai Joki Saat Coklit Data Pemilih di Jakarta, Bawaslu Beri Peringatan ke KPU DKI
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) DKI Jakarta menemukan pelanggaran yang dilakukan petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih). Sejumlah petugas disebut tak melakukan tugasnya menjalankan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2024.

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta Benny Sabdo mengatakan terdapat empat petugas yang menggunakan joki saat melakukan coklit. Pelanggaran ini terjadi di empat wilayah, yakni Kecamatan Senen, Jakarta Pusat; Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara; dan Kecamaran Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Pantarlih yang melimpahkan tugasnya kepada orang lain Kecamatan Senen, Jakarta Pusat dua Pantarlih, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara satu Pantarlih, Kecamatan kebayoran Lama, Jakarta Selatan satu Pantarlih," ujar Benny kepada wartawan, Selasa (16/7/2024).

Atas dugaan ini, Benny menyebut pihaknya telah menyampaikan surat peringatan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar menindaklanjuti hal tersebut.

Baca Juga: Usai Dilantik KPU DKI, 29.315 Pantarlih Bakal Disebar ke 14.775 TPS saat Pilkada Jakarta, Ini Tugasnya!

"Untuk prosedur coklit yang keliru, Bawaslu DKI sudah bersurat perihal saran perbaikan kepada KPU DKI. Jika tidak diindahkan, maka kami akan jadikan temuan," kata Benny.

Dalam pelaksanaan coklit ini, Benny menyatakan Bawaslu juga ikut melakukan pengawasan, tidak hanya saat pelaksanaan Pemilu saja.

"Dalam tahapan coklit, seluruh jajaran Bawaslu DKI hingga tingkat Panwas Kelurahan melakukan pengawasan secara melekat. Kami memastikan supaya prosedur coklit dilakukan secara benar," tutur Benny.

Apalagi, ia mengaku mendapatkan laporan saat Pilkada 2017 lalu mengenai adanya pemilih yang tidak bisa menggunakan hak suaranya karena tidak didata oleh petugas Pantarlih.

"Saya dalam rakor KPU DKI juga sudah sampaikan bahwa kejadian Pilkada 2017, ada banyak pemilih tidak bisa nyoblos karena sengkarut proses penyusunan daftar pemilih yang tidak akurat, cenderung pakai jalan pintas sehingga hal ini harus diantisipasi sejak dini," pungkasnya.

Baca Juga: KPU DKI Nyatakan Dokumen Dharma-Wardana untuk Pilkada Jalur Independen Memenuhi Syarat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI