
Dalam survei ini, SMRC juga menguji tiga pasangan: Ridwan Kamil-Ono Surono (Golkar-PDIP), Dedi Mulyadi-Bima Arya (Gerindra-PAN), dan Haru Suandharu-Ilham Habibie (PKS-NasDem). Dalam simulasi tiga pasangan ini, pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono mendapat dukungan 56.7 persen, unggul signifikan atas Dedi Mulyadi-Bima Arya 37.3 persen dan Haru Suandharu-Ilham Habibie 1.3 persen. Yang belum tahu sekitar 4.7 persen.
Deni menjelaskan bahwa keunggulan Ridwan Kamil disebabkan oleh antaranya karena kinerjanya sebagai gubernur dinilai memuaskan oleh umumnya pemilih (89.9 persen).
“Penilaian ini stabil dalam 2 bulan terakhir. Karena itu wajar jika pemilih pada umumnya masih menginginkan Ridwan Kamil kembali menjadi Gubernur Jawa Barat (76.6 persen),” kata Deni.
Keunggulan Ridwan Kamil juga terlihat di semua partai baik dalam simulasi perseorangan maupun pasangan. Di kalangan pemilih Golkar, misalnya, dukungan pada Ridwan Kamil stabil di angka 60 dan 59 persen dalam simulasi tiga nama perseorangan dan ketika berpasangan dengan Ono Surono.
Sementara dukungan massa pemilih PDI Perjuangan untuk Ridwan Kamil dalam simulasi tiga nama sebanyak 56 persen menjadi 62 persen ketika dipasangkan dengan Ono Surono.
Metodologi
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Barat yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 410 orang di setiap Kabupaten/Kota sehingga total sampel di seluruh Provinsi Jawa Barat menjadi 11070 orang. Sampel dipilih dengan metode stratified multistage random sampling. Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±1.1% pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi stratified random sampling. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Baca Juga: Elektabilitasnya Masih Fluktuatif di Jakarta, Ridwan Kamil: Tinggi Belum Tentu Menang