Ada Dedi Mulyadi di Jabar, Golkar Masih Tarik Ulur Bawa Ridwan Kamil ke Jakarta?

Kamis, 04 Juli 2024 | 17:16 WIB
Ada Dedi Mulyadi di Jabar, Golkar Masih Tarik Ulur Bawa Ridwan Kamil ke Jakarta?
Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengemukakan kemungkinan Partai Golkar bakal kalah dari Partai Gerindra pada Pilkada Jawa Barat, apabila merelakan kadernya, Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta.

Apalagi saat ini, Gerindra memmiliki kader potensial yang bisa memenangkan Pilkada Jabar bila Ridwan Kamil ke Jakarta, yakni Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta itu diketahui sebelumnya merupakan kader Partai Golkar dan memutuskan hijrah ke Gerindra.

Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada Juni 2024 mengenai elektoral di Pilkada Jawa Barat, Burhanuddin mengatakan hanya Dedi Mulyadi yang bisa mengekor mendekati elektabilitas Ridwan Kamil di posisi pertama. Sehingga, Dedi berpotensi unggul di Jawa Barat, apabila RK ke Jakarta.

"Kalau, misalnya Ridwan Kamil dibawa ke Jakarta nama yang tertinggi berikutnya bukan dari Golkar, meskipun dia alumni Golkar, Dedi Mulyadi kan alumni Golkar," katanya dalam paparan rilis survei secara daring, Kamis (4/7/2024).

Baca Juga: Ridwan Kamil Masih Harus Lewati Uji Elektabilitas Tahap Kedua, Golkar Masih Ragu?

Masih menurut Burhanuddin, kemungkinan Partai Golkar bakal merasa keberatan bila RK maju di Jakarta cukup besar. Sebab, peluang Ridwan Kamil menang di Jawa Barat justru bisa diambil alih oleh Dedi yang merupakan kader Gerindra.

"Masalahnya itu karena sudah terlanjur jadi alumni, Partai Golkar keberatan kalau Kang Ridwan dibawa ke Jakarta. Nanti jawa barat akan dikhawatirkan dimenangkan oleh rivalnya, yaitu Partai Gerindra," kata Burhanuddin.

"Jadi meskipun mereka satu koalisi, satu kolam dalam konteks Pilpres, dalam urusan Pilkada, Golkar dan Gerindra punya kepentingan yang bertolak belakang," ujarnya.

Perbedaan kepentingan itu yang belakangan menjadi alasan Partai Gerindra hingga Partai Amanat Nasional (PAN), dua partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini menyuarakan mendukung pencalonan RK di Pilkada Jakarta.

"Karena kalau Ridwan Kamil ke Jakarta kan Dedi Mulyadi punya potensi menang sebagai calon gubernur di Jawa Barat. Jadi lagi-lagi ini tarik menarik di tingkat elite yang tentu saja akan menimbulkan pertanyaan, bagaimana skenarionya jika Ridwan Kamil benar-benar diputuskan dibawa ke Jakarta," katanya.

Baca Juga: Golkar Hilang Kesempatan Menang di Jawa Barat kalau Ridwan Kamil Diboyong ke Pilkada Jakarta

Golkar Hilang Kesempatan

Sebelumnya, Burhanuddin menyatakan alasan Partai Golkar masuk akal untuk memilih memajukan Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat ketimhang Jakarta. Alasan Partai Golkar itu berbanding lurus dengan hasil elektabilitas Ridwan Kamil dalam survei.

Contoh, dalam survei terbaru Indikator Politik Indonesia pada Juni 2024, RK unggul dalam beberap simulasi. Cuma ada satu nama yang menempel di belakang RK, yakni Dedi Mulyadi. Sementara nama-nama lainnya berada jauh di bawah dua nama tokoh Jawa Barat tersebut.

"Alasan Partai Golkar untuk mempertahankan Ridwan Kamil di Jawa Barat sangat masuk akal, ya karena bagaimana pun Ridwan Kamil punya potensi cukup lumayan untuk memenangkan kontestasi elektoral di Jawa Barat," kata Burhanuddin.

Burhanuddin mengemukakan, bagi Partai Golkar membawa RK ke Pilkda Jakarta belum tentu membawa kesuksesan. Di sisi lain, membawa RK ke Jakarta justru membuat Partai Golkar kehilangan kesempatan

"Sementara Golkar akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan posisi nomor satu di provinsi paling padat se-Indonesia," kata Burhanuddin.

Berbeda, misalkan RK memiliki penerus yang potensial di Partai Golkar untuk dicalonkm sebagai gubernur Jawa Barat, bila RK maju di Jakarta.

Menurut Burhanuddin, mungkin hal tersebut bisa mengurangi 'kekecewan' Partai Golkar atas langkah membawa RK ke Jakarta.

"Tetapi masalahnya nama-nama yang lain dari internal Partai Golkar termasuk istrinya Kang Ridwan itu juga tidak kompetitif untuk dibawa ke pentas gubernur," kata Burhanuddin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI