Suara.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai bahwa pengaruh Presiden Jokowi atau 'Jokowi Effect' masih menjadi variabel penting yang dapat memengaruhi suara pemilih pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024.
Pernyataan itu dikatakan Qodari saat mengomentari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk 'Pilkada di Daerah Kunci: Siapa Unggul di Jawa Tengah?'
Data survei LSI menyebut kepuasan masyarakat Jateng terhadap kinerja Jokowi mencapai 85,1 persen. Sementara itu, pilihan kandidat menurut kinerja presiden dalam simulasi tiga nama pertama, responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi di posisi kedua sebesar 29,1 persen. Kemudian Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto atau Pacul berada di posisi ketiga dengan 14,8 persen, dan sisanya 22,3 persen belum menentukan pilihan.
Baca Juga: Utut Adianto Sarankan Andika Maju Pilgub Jateng: Bisa Beri Rasa Aman Kader PDIP
Dalam simulasi tiga nama kedua, responden yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi mendukung Kaesang sebesar 33,9 persen. Disusul Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi sebesar 29,5 persen, dan Sudaryono 12,8 persen. Sisanya 23,8 persen belum menentukan pilihan.
Mencermati hal itu, Qodari menyampaikan, variabel Presiden Jokowi masih sangat penting, sehingga kandidat cagub Jateng yang kuat adalah mereka yang diasosiasikan dekat dengan Presiden Jokowi.
"Kalau di Pilpres 2024 yang memiliki aura Jokowi itu adalah Prabowo dan Ganjar, yang menang adalah yang asosiasinya itu paling kuat dengan Pak Jokowi, jadi ini saya melihat bahwa teori kolam suaranya Mr Q di Pilpres 2024 itu bisa terulang kembali di Pilkada Jawa Tengah," kata Qodari kepada wartawan, dikutip Rabu (3/6/2024).
Pada simulasi semiterbuka dengan 21 kandidat, Kaesang Pangarep paling banyak dipilih dengan 15,9 persen, lalu Irjen. Pol. Ahmad Luthfi 12,9 persen, Abdul Wachid 7,8 persen, Raffi Ahmad 6,8 persen, Bambang Wuryanto (Pacul) 5,8 persen, Sudaryono dan Hendrar Prihadi 4,7 persen, sementara lainnya di bawah 4 persen.
Lanjut Qodari, besarnya pengaruh Jokowi di Pilkada Jateng berpotensi membuka lagi pertarungan antara Presiden Jokowi melawan PDI Perjuangan atau Megawati Soekarnoputri sebagaimana kompetisi pada Pilpres 2024 lalu.
Baca Juga: Dukung atau Tidak Kaesang Maju Pilkada Jateng? Begini Respons Gibran
"Saya kira berkaca lagi kepada Pilpres 2024 yang lalu ada pertanyaan yang menarik apakah calon Pak Jokowi dalam tanda kutip dengan calonnya PDIP di pilkada ini akan sama atau tidak? Per hari ini kita harus anggap beda. Satu, karena PDIP sudah menyatakan dalam tanda kutip permusuhan dengan Pak Jokowi," ujarnya.
"Pokoknya calon Pak Jokowi kita lawan, kita ajukan calon yang berbeda dengan Jokowi itu satu," sambungnya.
Ia kemudian mencontohkan Pilpres 2024 di Jateng, Jokowi effect memberikan pengaruh besar bagi kemenangan Prabowo-Gibran sehingga mendapat suara lebih tinggi daripada kandidat yang diusung PDIP, Ganjar-Mahfud.
"Bahkan di Semarang dan Solo –pusat kandang Banteng– nyatanya 02 masih menang di Kota Solo. Dominasi PDIP di Jawa Tengah mendapatkan tantangan dari Jokowi," katanya.
Qodari menjelaskan, PDIP memiliki gengsi yang besar di Jateng. Sebab, selain sebagai partai pemenang, selama ini Jateng juga dikenal kandang banteng yang tentunya PDIP tidak ingin dipermalukan untuk kedua kalinya seperti pertarungan pada pilpres kemarin.
"Kedua, PDIP merasa bahwa di Jawa Tengah dia adalah pemenang bahkan itu adalah kandang banteng, di DKI sendiri di mana PDIP bukan pemenang pengen mengajukan calon kandidat apalagi di Jawa Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut, Qodari berpandangan Presiden Jokowi melalui Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres 2024 lalu akan mendorong salah satu jagoannya untuk melawan calon yang diusung oleh PDI Perjuangan.
"Tentunya akan menjadi menarik untuk melihat kira-kira di Jawa Tengah ini nanti untuk yang kedua kali yang menang adalah kandidat dari KIM dari Pak Jokowi atau kandidat dari PDI Perjuangan," katanya.
"Jadi ini adalah Jokowi versus PDIP jilid 2 atau Jokowi versus Megawati jilid 2. Apakah Jawa Tengah kandang banteng atau kandang Jokowi itu kita akan saksikan pada bulan November yang akan datang," katanya.