Suara.com - Nama putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep menjadi paling diunggulkan dalam hasil survei terbaru terkait Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2024. Meski kekinian Kaesang unggul, pengamat politik Dedi Kurnia Syah memandang belum ada nama kandidat yang kuat untuk dipilih di Jateng.
"Sejauh ini belum ada nama kuat untuk dipilih," kata Dedi kepada Suara.com, Rabu (3/7/2024).
Meskipun, kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu, hasil elektabilitas saat ini masih terkorelasi dengan popularitas masing-masing tokoh.
"Artinya belum miliki tingkat keyakinan yang kuat," kata Dedi.
Kendati begitu, Dedi melihat Kaesang lebih memiliki peluang bila mengikuti Pilkada di Jawa Tengah ketimhang di Jakarta. Diketahui sebelumnya adik kadung Gibran Rakabuming Raka itu digadang-gadang maju Pilkada Jakarta.
"Kaesang memang akan lebih potensial di Jateng dibanding Jakarta, hal itu karena di Jateng tidak ada tokoh yang cukup kuat, dan semuanya baru," kata Dedi.
"Berbeda dengan Jakarta yang dipastikan ada petahana, sekaligus adanya tokoh kuat lainnya," sambungnya.
Elektabilitas Kaesang Moncer di Jateng
Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebelumnya merilis hasil jajak pendapat mengenai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah (Jateng). Hasilnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep dianggap jadi yang paling diunggulkan untuk saat ini.
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menjelaskan, hal ini diketahui berdasarkan simulasi semi terbuka yang menyodorkan 21 nama kepada responden. Kaesang memperoleh suara 15,9 persen. Namun, responden yang tidak tahu atau tidak jawab jadi yang terbanyak dengan 19,5 persen.
Kemudian, disusul Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi dengan 12,9 persen, Politisi Gerindra Abdul Wachid 7,8 persen, Selebritis Raffi Ahmad 6,8 persen, Ketua Bappilu PDIP Bambang Pacul 5,8 persen, Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono 4,7 persen, hingga mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi 4,7 persen.
Sisanya, ada nama-nama seperti Mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Bupati Kendal Dico Ganinduto, dan Mantan Bupati Banyumas Achmad Husein dipilih kurang dari 3,5 persen responden.
"Pada simulasi semi terbuka 21 nama, Kaesang Pangarep paling banyak dipilih," ujar Djayadi dalam konferensi pers virtual, Minggu (30/6/2024).
Kemudian, pada simulasi enam nama, Kaesang kembali memimpin dengan 25,6 persen suara. Sementara Ahmad Lutfi di bawahnya dengan 16,1 persen suara dan diikuti Yasin Maimoen yang meraih 13,4 persen suara.
Sementara, begitu nama Kaesang dihilangkan pada simulasi empat nama, Ahmad Lutfi jadi yang teratas dengan 24,2 persen suara. Lalu, Taj Yasin Maimoen 20,4 persen, dan Bambang Pacul 18,2 persen.
Dalam tiga simulasi yang mengadu tiga nama tanpa Kaesang, Ahmad Lutfi selalu bertengger di posisi teratas. Namun, begitu diadu antara Kaesang, Lutfi, dan Bambang Pacul, putra Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu mengalahkan Lutfi dengan 31 persen suara.
Sementara, Lutfi meraih 28,4 persen suara dan Bambang Pacul dipilih 15,1 persen responden. 25,5 persen responden pun menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Kendati demikian, Djayadi mengakui hasil survei ini masih jauh dari prediksi Pilkada Jateng. Apalagi, tingkat kesadaran atau awareness responden pada Pilkada Jateng masih 50,7 persen.
Tak hanya itu, pada simulasi terbuka, 78,7 persen responden belum tahu mau memilih siapa jika Pilkada Jateng digelar hari ini.
"Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli," tuturnya.
Djayadi juga menyebut, berdasarkan jajak pendapat yang sama, kebanyakan atau 16,1 persen responden memilih kandidat karena belum mengetahui nama lain.
"Tentunya ini bukan alasan yang kuat bagi pemilih dan sangat mungkin pilihannya berubah," jelasnya.
Alasan kedua terbanyak dipilih 9,5 persen responden adalah karena kandidat yang dipilih berasal dari keluarga tokoh politik atau masyarakat. Kemudian orangnya perhatian pada rakyat, berpengalaman di pemerintahan, tokoh agama, sudah terbukti, dan lainnya merupakan alasan yang dipilih kurang dari 7,5 persen responden.
Sementara, kata Djayadi, yang tidak tahu atau tidak jawab jumlahnya 11,3 persen dari responden.
Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Tengah yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone. Sampel sebanyak 1200 responden dipilih melalui metode double sampling.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelepon sebanyak 16,498 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1200 responden. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.