Oke Gas! Modal Ridwan Kamil di Jabar Lebih Kuat Dibanding Lawan Anies di Jakarta

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 27 Juni 2024 | 14:26 WIB
Oke Gas! Modal Ridwan Kamil di Jabar Lebih Kuat Dibanding Lawan Anies di Jakarta
Prabowo dan Ridwan Kamil. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ridwan Kamil dianggap tidak punya kompetitor jika maju di Pilkada Jawa Barat 2024. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Universitas Nasional (Unas), Profesor Lili Romli.

Menurut Prof Lili, Ridwan Kamil berpeluang sangat besar dan tidak mempunya kompetitor jika maju lagi di Pilkada Jabar 2024.

Lili menjelaskan sebagai mantan Gubernur, Kang Emil mempunyai modal kuat di Jabar. Modal itu kata Lili ialah basis massa yang kuat.

Modal itu lebih baik dibandingkan Kang Emil maju di Pilkada Jakarta.

Baca Juga: Respons PKS soal PDIP Tertarik dengan Anies dan Ingin Prasetyo jadi Cawagub Jakarta

"Kalau RK maju di Pilkada Jakarta menjadi kompetitor kuat untuk Anies Baswedan. RK perlu kerja politik yang keras, karena hasil survei di posisi ketiga," kata Prof Lili.

Namun menurutnya, Kang Emil dan Anies untuk warga Jakarta, dianggap sebagai tokoh politik yang berhasil dalam memimpin dan membangun daerahnya masing-masing.

Hal itu juga disampaikan Lili dalam diskusi forum guru besar dan doktor insan cita, bertajuk menakar peluang Anies Baswedan pada Pilgub Jakarta 2024.

Sementara itu, pengamat politik sekaligus akademisi dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang paling diuntungkan jika Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jakarta.

"Sangat dipahami, bahwa yang mendorong RK bukan dari Golkar, tetapi ekternal Golkar, partai koalisi KIM, dan yang paling kencang di level Ketua Umum adalah Zulkufli Hasan," jelasnya.

Baca Juga: Ngaku Tak Khawatir Cawe-cawe Jokowi Di Pilkada DKI, Sekjen PKS: Kan Sudah Biasa

KIM merupakan koalisi partai politik pengusung pasangan Prabowo-Gibran pada pemilihan presiden 2024. Parpol itu yakni Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat serta empat partai non-parlemen yaitu PBB, Gelora, PSI dan Garuda.

Menurut dia, saat ini Golkar masih berhitung, apakah mengusung RK di Pilkada Jakarta atau tetap sebagai petahana di Pilkada Jawa Barat. Alasannya, jika RK meninggalkan Jabar, maka akan meninggalkan kevakuman basis kekuatan politik, yang sudah terkonsolidasi dengan baik.

"Kalau kang Emil bergeser, maka basis di Jabar akan tercerai berai, dan menjadi keroyokan aktor politik yang lain," katanya.

Menurut dia, PAN salah satu partai yang memperoleh keuntungan dari kepindahan RK. PAN mempunyai kartu bernama Bima Arya, yang sudah dua kali menjadi Wali Kota Bogor dan butuh ruang kontestasi yang lebih besar. Sementara partai lain juga untung seperti Gerindra dengan kandidat Dedi Mulyadi, yang juga mantan politikus Golkar.

Sebelumnya, survei terbaru SMRC menempatkan nama Ridwan Kamil berada di urutan pertama Top of Mind responden saat dilakukan simulasi nama terbuka siapa yang bakal dipilih jika Pilgub Jabar digelar hari ini. RK dipilih 52,2 persen responden SMRC pada survei yang digelar 27 Mei hingga 2 Juni 2024.

Di bawah RK, muncul nama Dedi Mulyadi yang hanya didukung 28,9 persen responden. Disusul nama Deddy Mizwar dengan 3,8 persen, dan Dede Yusuf Macan Effendi 1,9 persen. Nama lain sebanyak 27 muncul sebagai pilihan responden namun hanya di bawah 1,9 persen. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI