Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat memandang Sumatra Utara butuh sosok gubernur yang tidak hanya mumpuni dari sisi pengalaman, melainkan juga figur berani dan bernyali.
Djarot yang pernah maju sebagai calon gubernur Sumut di Pilkada 2018 memandang masih banyak yang perlu dibenahi di Sumut, sehingga provinsi tersebut membutuhkan pemimpin yang tepat.
"Artinya pemerataan pembangunan di Sumut itu harus ditangani oleh orang-orang yang mumpuni, yang mempunyai pengalaman, yang mempunyai keberanian karena untuk memimpin di Sumut itu butuh nyali juga ya karena saya pernah ditugaskan di sana kan, meskipun masih belum berhasil," tutur Djarot di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Djarot menyebutkan sederet persoalan di Sumut yang butuh penyelesaian oleh gubernur mendatang. Mulai dari membangun pemerintahan yang bersih dan antikorupsi, hingga menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang tidak kunjung selesai.
Baca Juga: Ahok Tak Sendirian Masuk Radar PDIP di Pilgub Sumut, Ada Ijeck dan Edy Rahmayadi
Ada juga masalah kemiskinan dan stunting. Serta kesenjangan antawilayah hingga perusakak hutan. Menurut Djarot sederet masalah itu harus dibenahi.
"Padahal Sumatra Utara itu kan mempunyai potensi sumber daya alam yang cukup bagus, besar, sangat besar. Sehingga kalau ini bisa terkelola dengan baik maka sumatra utara ini bisa jadi barometer kemajuan sebuah provinsi," ujar Djarot.
PDIP Usung Ahok Di Pilgub Sumut?
Djarot menegaskan PDIP mencari figur yang bisa melayani dan dengan masyarakat Sumatra Utara. Bukan cari sosok bos, semisal dari menantu dari orang besar.
Hal itu ditegaskan Djarot menanggapi nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digadang-gang diusung maju Pilkada Sumatra Utara. Meski belum ada keputusan, nama Ahok menjadi salah satu yang masuk radar.
Kekinian Ahok dan nama lain masih dalam pemetaan. Di luar itu, Djarot menyampaikan figur yang dicari partai untuk diajukan sebagai cagub Sumut. Salah satu syaratnya, mampu melayani rakyat.
"Kita itu mencari sosok pemimpin, bukan bos. Ini penting. Karena yang kita butuhkan itu seorang pemimpin yang betul-betul melayani. Dekat dengan rakyat ya, mendengarkan rakyat, bisa jadi teladan ya," kata Djarot di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Sebaliknya, PDIP ogah mencari figur yang justru karakternya seperti bos. Sebab bukan melayani rakyat, sosok bos malah dinilai akan minta dilayani hingga disanjung-sanjung. Djarot menyinggung figur bos semisal menantu dari orang besar.
"Bukan bos, yang minta dilayani, minta disanjung-sanjung, minta subyo-subyo ya, mentang-mentang misalkan dia menantunya orang besar, ya," kata Djarot.
"PDI Perjuangan itu partai yang bersumber kepada kekuatan rakyat di lapangan," sambungnya.