Suara.com - Kehangatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP Puan Maharani di forum Gala Dinner World Water Forum ke-10, Bali menjadi sorotan. Keduanya hubungan Jokowi dengan PDIP merenggang saat Pilpres 2024.
Menanggapi hal itu, Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai, adanya pertemuan Jokowi dengan Puan di acara tersebut menunjukkan kedewasaan keduanya.
Baca Juga:
Megawati Meradang, Puan Maharani Malah Mesra dengan Jokowi dan Prabowo
Baca Juga: Jokowi Instruksi Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Santunan Segera Diberikan dan Relokasi Rumah Warga
Terlebih bisa menjadi celah awal komunikasi kedua pihak untuk menemukan kembali jalan rekonsiliasi.
"Pertemuan yang mempertontonkan keramahan dan kekompakan Puan dan Jokowi itu menunjukkan kedewasaan politik keduanya," kata Khoirul kepada wartawan, Rabu (22/5/2024).
Apalagi Puan, kata dia, kedewasaan politiknya sebagai garda terdepan komunikator politik partainya, kembali ditunjukkan di tengah pasang surut hubungan Jokowi dan PDIP belakangan ini.
Hubungan Jokowi dan PDIP sendiri, menurutnya, sudah tak ada harapan usai sang Kepala Negara itu tak lagi diundang dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP pada 24 sampai 26 Mei nanti.
"Tidak diundangnya Jokowi dalam Rakernas PDIP yang diklaim acara internal, juga menegaskan bahwa Jokowi sudah tidak lagi dianggap sebagai bagian dari internal PDIP," ungkapnya.
Baca Juga: Jelang Jokowi Lengser, Sejumlah Perusahaan Diam-diam Mau PHK Massal
Di sisi lain, Khoirul menyampaikan, jika pertemuan Jokowi dan Puan merupakan pertemuan formal kenegaraan sebagai pucuk pimpinan eksekutif dan legislatif dalam acara multilateral terakhir.
Namun demikian, pertemuan itu dianggap telah menampakkan keramahan dan keguyuban antara Jokowi dan Puan.
"Itu bisa menjadi celah awal komunikasi kedua pihak untuk menemukan kembali jalan rekonsiliasi antara Jokowi dan PDIP," katanya.
Menurutnya, celah rekonsiliasi sangat memungkinkan, mengingat Puan yang memiliki kemampuan diplomasi politik yang teruji dalam menghadapi kawan dan lawan politik PDIP selama ini, juga memiliki legitimasi politik yang kuat untuk merajut jalan kompromi dan negosiasi.
"Akan tetapi, kemesraan Puan dan Jokowi itu tidak linier dengan sikap politik dan statemen publik para elit PDIP lainnya, termasuk mantan Capres PDIP Ganjar Pranowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto, yang masih tampil begitu kritis menghantam Jokowi dan lingkarannya atas nama mengikuti suasana kebatinan kader-kader PDIP di akar rumput," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan hubungannya baik dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. Keduanya baru saja bertemu di Gala Dinner World Water Forum ke-10, Bali.
Jokowi menyampaikan bahwa ia memiliki keakraban dengan Puan yang merupakan anak dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Sudah lama sekali saya akrab dan baik dengan Mbak Puan," kata Jokowi usai meninjau posko pengungsi banjir bandang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024).
Jokowi lantas menanggapi ihwal apa yang menjadi obrolan ia dan Puan. Sebelumnya Puan mengatakan wajah ia dan Jokowi semringah ketika ditanya mengenai interaksi keduanya di pertemuan di Bali.
"Ya semringah dong, masa nggak boleh semringah," kata Jokowi.
Baca Juga:
Puan Usai Ngobrol Khusus dengan Jokowi di WWF: Lihat Wajah Saya dan Presiden Sumringah
Sementara itu terkait obrolan yang dibahas, diakui Jokowi seputar air. Mengingat keduanya bertemu dalam World Water Forum ke-10.
"Yang diobrolkan ya masalah air. Namanya di World Water Forum," ujarnya.