Suara.com - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang, mengaku kecewa terkait Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang digunakan untuk rekapitulasi penghitungan suara pada Pemilu 2024.
Politikus PDIP ini menganggap Sirekap kerap bermasalah pada proses rekapitulasi penghitungan suara pada pilpres dan pileg.
Hal itu disampaikan Junimart dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi II DPR dengan penyelenggara pemilu.
"Saya sangat kecewa dengan KPU telah memperkenalkan Sirekap menjadi hal yang membuat bingung rakyat Indonesia," kata Junimart di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2024).
Meski Sirekap diklaim hanya menjadi alat bantu, Junimart menyebut masyarakat jadi bergantung pada sistem tersebut, termasuk dirinya sendiri.
Dia menjelaskan pada awal rekapitulasi, perolehan suaranya paling tinggi di daerah pemilihan Sumatera Utara III. Namun pada hari berikutnya, Junimart mengaku perolehan suaranya justru mengalami penurunan.
Junimart juga menyinggung langkah KPU yang memutuskan untuk tidak lagi menampilkan grafik data perolehan suara Pilpres dan Pileg saat proses rekapitulasi berlangsung.
Namun, KPU hanya menetapkan kebijakan untuk menampilkan formulir model C hasil plano saja di Sirekap.
"Ada apa dengan KPU? Sirekap itu hanyalah alat bantu. Last menit berhenti. Jadi apa motivasi KPU ya, dengan menerbitkan Sirekap? Padahal, ya, hasil suara yang dari daerah itu belum tentu palit A1, Pak," ujar Junimart.
Baca Juga: Mardani PKS Usul Pencoblosan Pemilu Jangan Di Hari Rabu: Sabtu Atau Minggu Saja
Meski mengklaim tidak kecewa lantaran tidak lolos kembali ke parlemen, tetapi dirinya hanya menyesalkan cara kerja KPU.
"Saya tidak kecewa, saya tidak lolos, Pak. Tetapi saya sesalkan cara kerja KPU yang sekian lama kita rapat, rapat, rapat terus, bahkan membutuhkan anggaran 76T," tutur Junimart.