Suara.com - Ganjar Pranowo mengumumkan, tidak akan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Daulay mendorong partai politik untuk berani meniru sikap Ganjar.
"Sikap seperti ini semestinya diikuti oleh 1, 2 atau 3 partai politik," kata Saleh saat dihubungi, Rabu (8/5/2024).
Baca Juga:
PDIP Jelaskan Maksud Ganjar Pilih Jadi Oposisi Prabowo: Beliau Tak Ingin Jadi Menteri
Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Isi Kabinet Prabowo-Gibran, Eko Patrio Dianggap Layak Jadi Menkominfo
Saleh berharap sejumlah parpol untuk tidak 'latah' bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran supaya iklim demokrasi di Indonesia tetap terjaga.
Saleh meminta agar ada partai yang bersedia mengambil posisi sebagai oposisi.
"Dengan begitu, pengawalan terhadap program pemerintah dilakukan dari DPR. Sifatnya resmi dan bertanggung jawab. Tidak hanya berbicara di luar sebagai kekuatan ekstra parlementer," jelas Saleh.
Sebab menurut Saleh, berada di luar koalisi Prabowo-Gibran bukan hal yang buruk. Ia mencontohkan sikap PAN saat periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kan tidak semua mesti harus masuk kabinet. Di luar kabinet itu juga bagus. PAN kemarin tidak segera masuk di kabinet. Kalau pun sekarang di dalam, masuknya di ujung dan akhir periode," ungkap Saleh.
Baca Juga: Bidik Tiket Cagub NTB, Jubir Kemenlu Daftar ke Sejumlah Parpol Termasuk Nasdem
Baca Juga:
Apakah Sikap Oposisi Ganjar Adalah Cerminan PDIP? Begini Kata Pengamat
Lebih lanjut, Saleh mewanti-wanti partai politik yang belakangan tampak sudah ancang-ancang merapat ke koalisi pemerintahan.
"Saya melihat belakangan ini, ada juga parpol yang segera ingin bergabung. Mesti itu juga bagus, tetapi harus juga memikirkan persepsi publik," ujar Saleh.
Saleh mengingatkan bahwa Prabowo-Gibran membawa semangat keberlanjutan pemerintahan Jokowi. Ia berpandangan akan sulit jika ada partai yang berbeda haluan dengan tujuan Prabowo-Gibran.
"Prabowo-Gibran itu posisinya jelas ingin melanjutkan program dan capaian pembangunan dari Jokowi. Sementara, paslon lain ingin melaksanakan perubahan. Itu kan berbeda ya. Baik secara konseptual maupun praktikal. Agak sulit menggabungkannya," jelas dia.
Sebelumnya, Ganjar memutuskan tidak akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran meski kalah di Pilpres 2024. Kendati begitu ia mengaku tetap akan menghormati pemerintahan ke depan.
Baca Juga:
Ganjar Pranowo Siap Jadi Oposisi Sejati, Sakit Hati dengan Jokowi?
Hal itu disampaikan Ganjar dalam sambutannya dalam acara halal bihalal dan pembubaran TPN di Posko Teuku Umar, Jalan Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta, Senin (6/5/2024) malam.
"Kita tidak akan pernah berhenti untuk mencintai negeri ini, kita akan mengawal dengan benar, dan saya declare pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini, tapi saya sangat menghormati pemerintahan ini," kata Ganjar.
Kendati begitu, ia mengaku akan melakukan fungsi kontrol terhadap pemerintah.