Koalisi Perubahan Buru-buru Merapat ke Prabowo, PDIP Ungkap Sikapnya Saat Ini

Senin, 29 April 2024 | 14:25 WIB
Koalisi Perubahan Buru-buru Merapat ke Prabowo, PDIP Ungkap Sikapnya Saat Ini
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kiri) memberikan orasi politik saat kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai-partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tampak sudah melakukan komunikasi untuk kemungkinan bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Bahkan Partai NasDem terang-terangan sudah menyatakan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju.

Menanggapi hal itu, PDI Perjuangan (PDIP) menegaskan, jika pihaknya akan lebih dulu menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) untuk menentukan sikap bergabung atau berada di luar pemerintahan.

"Kami rencana mengadakan Rakernas 24 sampai 26 Mei 2024 (untuk tentukan sikap)," kata Politisi PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi, Senin (29/4/2024).

Baca Juga:

Baca Juga: Jokowi Terima Kunjungan PM Singapura Lee Hsien Loong, Prabowo Ikut Mendampingi

Hubungan PDIP dan Jokowi Memanas, Said Didu: Perseteruan Aneh

Ia meminta semua pihak bersabar menunggu hal tersebut. Terutama soal sikap PDIP ke depannya.

"Jadi sabar," katanya.

Sementara itu, terkait partai-partai politik lain sudah bergerak, kata dia, harus dipantau dinamikanya ke depannya. Menurutnya, segala sesuatunya masih bisa berubah.

"Ikuti terus dinamika politik yang terjadi. Dalam politik perubahan terus terjadi. Jangan direduksi menjadi formula ilmu pasti," pungkansya

Baca Juga: Analis: Narasi Rekonsiliasi Terus Digaungkan Pasca Pilpres 2024, Seolah Oposisi Negatif

Diminta Jadi Oposisi

Seiring langkah Presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk koalisi gemuk termasuk menggoda parpol viralnya di Pilpres 2024 untuk bergabung di pemerintahannya nanti, PDIP Perjuangan dan PKS disebut-sebut menjadi harapan terakhir menjadi oposisi di parlemen.

Pasalnya, kubu oposisi tetap diperlukan guna mengontrol pemerintahan yang akan dipimpin Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih.

Pernyataan itu disampaikan oleh Peneliti senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Lili Romli. Menurutnya jika tidak ada oposisi, menurutnya kebijakan yang dimunculkan cenderung merugikan rakyat seperti di era Orde Baru.

"Kalau semuanya masuk, ya wassalam, DPR betul-betul tidak memainkan peran," kata Lili dikutip dari Antara dalam acara webinar bertajuk 'Quo Vadis Demokrasi Indonesia Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi' pada Senin (29/4/2024).

Dia menilai saat ini Presiden Terpilih Pilpres 2024 Prabowo Subianto ingin merangkul semua partai yang ada di luar koalisi pendukungnya, yakni Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), hingga PKS.

Baca Juga:

Mengapa PDIP Identik Dengan Salam Metal? Ini Artinya Buat Si Partai Merah

Namun belakangan, Prabowo baru melakukan komunikasi secara langsung dengan NasDem dan PKB. Walaupun begitu, dia menilai PPP dan PKS pun ingin diajak bergabung ke koalisi Prabowo tersebut.

"Yang tersisa adalah PDIP, nah kalau PDIP kita ketahui juga ada dua faksi yang ingin tetap menjadi oposisi, dan ada yang ingin bergabung," kata dia.

Lancar
Sdh jelas PDIP jadi oposisi karena gengsinya ketum partai utk gabung..
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI