Suara.com - Presiden dan Wakil Presiden baru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka disebut-sebut akan untung banyak jika bisa menggaet PKB ke dalam kabinet pemerintahannya. Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Ahmad Khoirul Umam menanggapi sejumlah partai politik termasuk PKB yang gencar didekati Prabowo usai dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.
Khoirul Umam membeberkan sejumlah keuntungan Prabowo-Gibran jika mau menarik PKB sebagai koalisi pendukungnya.
Pertama, kata dia, dengan besarnya suara PKB di Parlemen, maka hal tersebut bisa menambal kekurangan dukungan Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Baca Juga: PKB Klaim Dapat 'Lampu Hijau' dari Prabowo Masuk Kabinet: Prioritas untuk Diajak
PKB Klaim Dapat 'Lampu Hijau' dari Prabowo Masuk Kabinet: Prioritas untuk Diajak
"PKB memiliki kekuatan suara di parlemen yang bisa menambal kekurangan dukungan politik Prabowo-Gibran di parlemen. Sehingga pemerintahan baru bisa lebih stabil," kata Umam kepada wartawan dikutip Jumat (26/4/2024).
Kemudian yang ke dua, kata dia, meskipun memiliki hubungan tidak harmonis dengan PBNU, namun PKB merupakan satu-satunya partai politik yang diyakini menjadi representasi dari kekuatan politik kaum Nahdliyyin, yang merupakan kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia.
Baca Juga:
Seret Jokowi, Sumarsih Tak Kaget Prabowo jadi Presiden: Ini Negara Impunitas!
Baca Juga: Dulu di Anies Sekarang Dukung Prabowo-Gibran, PKS: Surya Paloh Senior Paling Cantik Berpolitik
"Saat ini, di koalisi Prabowo-Gibran baru ada PAN selaku partai berbasis Ormas Islam Muhammadiyah. Maka masuknya PKB akan mengokohkan dukungan politik Islam moderat terhadap pemerintahan baru Prabowo-Gibran," tuturnya.
Lalu yang ketiga, menurutnya, jika Prabowo-Gibran membuka pintu bagi masuknya PKB dan menahan PKS untuk berada di luar, langkah itu akan mencitrakan komitmen ideologis pro-Islam moderat dari pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
Kedekatan Prabowo-Gibran dengan PKB, kata dia, akan mendekatkan pemerintahan baru dengan basis massa Nahdliyyin, dimana basis pemilih loyal PKB terbukti mengalami split ticket voting di Pemilu 2024 lalu. Di mana, basis pemilih loyal PKB memang tetap memberikan dukungannya di Pileg pada PKB, namun untuk Pilpres lebih banyak mereka mendukung Prabowo-Gibran.
Baca Juga:
Telunjuk Surya Paloh Dianggap Nyuruh Anies Angkat Kursi Jadi Omongan Publik
Analis: Kalau PDIP dan PKS Jadi Oposisi, Justru Prabowo-Gibran Kecipratan Untung
"Karena itu, memasukkan PKB ke pemeirntahan baru Prabowo-Gibran setidaknya akan menyolidkan kedekatan pemerintahan baru dengan basis Nahdliyyin yang praktis masih menjadi komunitas Muslim terbesar di masyarakat politik Indonesia saat ini," pungkasnya.
Sudah Ditawari
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku partainya sudah mendapat lampu hijau dari Prabowo Subianto untuk bergabung di kabinet pemerintahan mendatang.
"Hijau tua lah kan ke sini. Kalau disebut hijau, hijaunya hijau tua lah," kata Jazilul kepada wartawan di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024) malam.
Jazilul menganggap PKB menjadi salah satu partai yang diperhitungkan Prabowo untuk diajak bekerja sama.
"PKB bagian yang kira-kira dalam dugaan saya prioritas untuk diajak bekerja sama. Tapi ini persepsi saya kepada Pak Prabowo," ucap Jazilul.
Selain itu, Jazilul menilai PKB sudah siap jika nantinya ditawari untuk bergabung di kabinet.
"Kan Pak Muhaimin bilang cetho-cetho itu apaya sudah clear kalau bahasa Inggrisnya," kata Jazilul.