Suara.com - Ketua Tim Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyatakan menghormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukannya.
Namun, dia menilai keputusan tersebut bukan kemenangan mutlak bagi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selaku Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 terpilih. Todung mengatakan ini lantaran dari dalam hakim MK, ada tiga hakim yang memberikan pendapat berbeda atau dissenting opinion.
"Memang Prabowo dan Gibran memperoleh kemenangan dari putusan Mahkamah Konstitusi, tapi itu bukan putusan yang memberikan mandat yang penuh," kata Todung di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Menurut Todung, Prabowo-Gibran semestinya memahami adanya catatan-catatan penting dari tiga hakim MK yang memberikan dissenting opinion. Mulai dari persoalan netralitas ASN dan aparat penegak hukum hingga terkait politisasi bansos.
"Baik Prabowo dan Gibran, seyogyanya tahu bahwa ada tiga hakim MK yang memang memberikan catatan-catatan. Jadi kemenangan ini tidak absolut dan catatan-catatan itu antara lain dikatakan oleh ketiga hakim yang melakukan dissenting," katanya.
Mahfud Puas
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden atau Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD mengaku puas meski Majelis Hakim MK menolak gugatan sengketa Pilpres 2024.
Sebab melalui gugatan yang mereka ajukan tersebut, Tim Hukum Ganjar-Mahfud telah berhasil menjadikan sidang MK sebagai panggung teater untuk memperdebatkan hukum secara bermutu.
Oleh karena itu, Mahfud mengatakan ketika Majelis Hakim MK menyatakan menolak gugatan sengketa Pilpres 2024, dirinya bersama Calon Presiden atau Capers pendampingnya, Ganjar Pranowo secara sportif menyatakan menerima putusan tersebut.
Baca Juga: Usai Putusan, Ganjar Terkesan Dissenting Opinion Hakim MK: Tidak Hanya Bicara Kalkulator
"Kita sudah berhasil menjadikan sidang MK itu sebagai panggung teater perdebatan hukum yang bernegara dan bermutu di tingkat dunia. Itu sebabnya begitu diputus, kita katakan kita terima," kata Mahfud di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Tak hanya menerima, Mahfud juga turut mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selaku pasangan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 terpilih.
"Itu pernyataan yang paling penting dari kami. Kami menerima keputusan ini dan mengucapkan selamat bekerja dan mari kita jaga negara ini dengan sebaiknya," katanya.
Bersejarah
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga menyoroti adanya tiga perbedaan pendapat hakim atau dissenting opinion dalam sidang putusan sengketa Pilpres 2024 ini. Menurutnya hal tersebut merupakan sejarah dalam perkembangan hukum di Indonesia.
Mantan Ketua MK tersebut mengungkap selama empat kali Pilpres yang telah digelar sebelumnya di Indonesia Majelis Hakim MK tidak pernah memberikan pendapat berbeda.
"Ini menarik, sepanjang sejarah MK, kalau menyangkut Pemilu, itu tidak pernah ada dissenting opinion," ungkapnya Mahfud.
Menurut Mahfud biasanya hakim dalam memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan jabatan seseorang hakim MK selalu menghindari perbedaan pendapat atau dissenting opinion.
"Anda lihat saja, Pemilu 2004, 2009, 2014, 2019, tidak pernah ada dissenting opinion. Semua hakim suaranya satu. Kalau ada yang tidak setuju tuh dikompakkan dulu. Tapi ini rupanya nggak bisa disatukan sehingga terpaksa dissenting opinion," bebernya.
"Tidak apa-apa menjadi sejarah di dalam perkembangan hukum kita. Menurut saya ya hakimnya semuanya baik-baik lah. Delapan Hakim yang memutus ini Insya Allah baik-baik," katanya.