Suara.com - Massa tolak pemilu curang memadati Jalan Medan Merdeka Barat, atau kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat bersamaan dengan sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (22/4/2024).
Terlihat massa yang datang memenuhi kawasan Patung Kuda yakni mereka yang merupakan pendukung Capres-Cawapres 01 dan 03 atau Anies-Muhaimin, dan pendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Pantauan Suara.com di lokasi, beberapa tokoh nasional ikut dalam aksi tersebut, di antaranya yakni Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Sementara, hingga saat ini belum terlihat massa pendukung dari pasangan calon 02 atau Prabowo-Gibran yang menjadi pemenang dalam konstestasi Pilpres yang digelar pada 14 April 2024 lalu.
Baca Juga: Soal Bagi-bagi Bansos, MK Tak Temukan Menko Airlangga Hartarto Langgar Pemilu
Dijaga Ribuan Aparat
Sebelumnya, pihak kepolisian mengerahkan 7.783 personel gabungan guna menjaga jalannya aksi demonstrasi jelang putusan PHPU yang sedang bergulir di MK.
“Disiagakan di beberapa titik rawan massa unjuk rasa sekitaran Gedung MK,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purbomo Condro, kepada wartawan, Senin.
Susatyo juga mengatakan, pihaknya melakukan rekayasa lalu lintas dan menutup sementara ruas jalan, yang mengarah ke Mahkamah Konstitusi.
“Trafic light Harmoni yang mengatah ke Jalan Merdeka Barat ditutup dialihkan ke Jalan Kesehatan,” katanya.
Baca Juga: Gelar Aksi Kawal Sidang MK di Patung Kuda, Massa Salat Berjamaah di Jalan
Kemudian, penutupan juga dilakukan di Jalan Medan Merdeka Utara tutup, kemudian jalur arahkan ke arah Lapangan Banteng.
“Lampu merah Thamrin juga kita tutup, kita alihkan ke Jalan Kebon Sirih yang mengarah ke Jalan Abdul Muis dan ke Patung Tani,” ucapnya.
“Kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda,” imbuhnya.
Aparat Dilarang Bawa Senpi
Susatyo menegaskan, ribuan personelnya yang dikerahkan dalam menjaga jalannya aksi demonstrasi jelang putusan sengketa Pilpres di MK, tak ada satupun yang dilengkapi dengan sangkur dan senjata api.
“Pihak Provost setalah apel tadi telah mengecek personel kembali sebelum memasuki obyek dititik pengamanan, memastikan anggotanya tidak ada yang membawa senjata api maupun sangkur,” kata Susatyo.
Sustuo mengatakan, pihaknya bakal mengawal para demonstran demgan cara yang humanis. Ia juga meminta personelnya agar bertugas sesuai dengan prosedur.
“Tidak ada gerakan lainnya yang bersifat pribadi, semua perintah dan kendali dari saya,” kata Susatyo.