Hasto PDIP Getol Kritisi Jokowi, Analis: Tapi Kalau Diajak Rekonsiliasi Pasti Senang

Minggu, 14 April 2024 | 17:32 WIB
Hasto PDIP Getol Kritisi Jokowi, Analis: Tapi Kalau Diajak Rekonsiliasi Pasti Senang
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Suara.com/Bagas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto getol mengkritisi Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan demi Pilpres 2024.

Meski terlihat marah dan kecewa atas sikap Jokowi, Hasto dinilai akan senang apabila diajak rekonsiliasi.

Baca Juga:

Belum Ada Tanda-tanda Jokowi Silaturahmi ke Ketum PDIP, Hasto: Megawati Ingin Bertemu Anak Ranting Dulu

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Obrolan Bersama Megawati Dan Retno Marsudi, Ada Soal G20 di Bali

Rekonsiliasi yang dimaksud bisa terwujud apabila kubu Prabowo-Gibran mengajak PDIP ikut bergabung ke pemerintahan selanjutnya.

"Saya sih meyakini siapapun senang rekonsiliasi, Hasto juga bisa jadi senang," kata pengamat politik Ujang Komarudin saat dihubungi Suara.com, Minggu (14/4/2024).

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin (Antara/HO-Dokumentasi Pribadi)
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin (Antara/HO-Dokumentasi Pribadi)

Hanya saja, Ujang menilai butuh waktu agak lama untuk meluluhkan hati Hasto.

Sebabnya, Hasto menjadi salah satu sosok yang memperlihatkan betapa sakit hatinya PDIP sudah dikhianati di Pilpres 2024. Alih-alih mendukung Ganjar-Mahfud, Jokowi malah nyaman memberikan dukungan untuk Prabowo-Gibran.

"Dan dalam konteks itu Hasto sebagai sekjen mewakili kebatinan PDIP itu sehingga pertemuan antara Jokowi dengan Megawati itu sulit, berat, agak lama karena luka yang dialami PDIP itu cukup dalam," terangnya.

Baca Juga: Ketua JoMan Anggap Hasto Jadi Sosok Penghalang Pertemuan Megawati-Jokowi jadi Kenyataan

Sebelumnya, Hasto dianggap sebagai penghalang dalam rencana pertemuan Jokowi dengan Megawati.

Ujang melihat keberadaan Hasto bukan menjadi penentu terwujudnya Jokowi dan Megawati.

Menurutnya, pertemuan tetap akan terlaksana meski banyak penghalang asalkan, Megawati sendiri yang memang menghendaki pertemuan.

"Kalau Ibu Megawati-nya yes, oke, ya Pak Hasto pun gak bisa berbuat apa-apa begitu," terangnya.

Dianggap Penghalang

Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel melihat gelagat Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjadi penghalang pertemuan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah tokoh, baik Presiden Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

Menurutnya, Hasto memang terkesan tidak menginginkan pertemuan-pertemuan tersebut menjadi kenyataan.

"Sepertinya iya, Hasto sosok yang tidak ingin adanya pertemuan itu terjadi," kata Noel kepada wartawan, Minggu (14/4/2024).

Sebelumnya, Noel mengkritik pernyataan Hasto soal Megawati memprioritaskan bertemu kader di anak ranting ketimbang Presiden Jokowi.

Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel. (Suara.com/Novian)
Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel. (Suara.com/Novian)

Pria yang akrab disapa Noel itu menilai Hasto jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.

"Hasto perlu mendapatkan pengkaderan sebagai seorang kader partai politik. Dia perlu memahami bagaimana sikap seorang kader partai politik yang baik, bersikap positif dan mengutamakan persatuan bangsa. Jangan sebaliknya, tidak mampu menjaga silaturahmi di antara pemimpin bangsa," kata Noel kepada wartawan, Sabtu (13/4/2023).

Menurut Noel, pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati penting dan strategis untuk kebangsaan dan kenegaraan.

Menurut dia, kepentingan bangsa dan negara harus diutamakan, bukan untuk kepentingan politik pribadi dan kelompok saja. Menurutnya, kader parpol harus menghayati instrumentasi gerak substansi dari hakikat perjuangan bangsa. Bukannya sinisme politik.

Baca Juga:

Pernyataan Hasto soal Pertemuan Megawati-Jokowi Direspons JoMan: Penuh Sinisme

Lebih lanjut, kata dia, pernyataan seorang politisi dan kader partai politik harus futuristik untuk kemajuan bangsa dan negara. Jangan asal bicara tanpa dipikirkan atau sekedar ngomong tanpa tahu substansinya.

"Sudah saatnya, kader partai politik mengedepankan politik positif dan bukan berpikir dan bergerak destruktif untuk kepentingan pribadi dan komunitasnya," tuturnya.

Johannis
Gak salah noel ini ngomong kepentingan bangsa lebih penting dari kepentingan pribadi, sekarang coba cek kepentingan siapa yg sekarang yg sedang berlaku bukannya lepentingan pribadimu dan kepentingan keluarga jokowi...
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI