Suara.com - Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel menyinggung sikap Sekretaris Jendeal PDIP Hasto Kristiyanto yang dianggap cenderung sinis terhadap pertemuan Megawati dengan Presiden Jokowi.
Padahal, menurut Noel, seharusnya Hasto bisa memberikan hal-hal positif terlebih mengenai silaturahmi antara kedua tokoh tersebut.
"Silahturahmi di bulan yang penuh berkah ini, kita sebagai kader bangsa harus lah bisa memberi suatu hal yang positif. Bukannya sinisme politik yang hanya merugikan kita sebagai anak bangsa yang penuh dengan kerahmahtamahan dan pemaaf," kata Noel kepada wartawan, Minggu (14/4/2024).
Noel, yang juga Ketua Prabowo Mania 08 ini, memertanyakan sikap Hasto terhadap rencana pertemuan Megawati-Jokowi. Menurutnya Hasto sedang memandang rendah.
Baca Juga: Ketua JoMan Anggap Hasto Jadi Sosok Penghalang Pertemuan Megawati-Jokowi jadi Kenyataan
"Katanya kita butuh sosok negarawan, kok perilakunya seperti preman jalanan yang penuh dengan sinisme," kata Noel.
Noel menilai bahwa gelagat Hasto menjadi penghalang pertemuan Ketua Umum PDIP itu dengan sejumlah tokoh, baik Presiden Jokowi maupun Prabowo Subianto.
Menurutnya, Hasto memang terkesan tidak menginginkan pertemuan-pertemuan tersebut menjadi kenyataan.
"Sepertinya iya, Hasto sosok yang tidak ingin adanya pertemuan itu terjadi," kata Noel.
Sebelumnya, Noel mengkritik pernyataan Hasto soal Megawati memprioritaskan bertemu kader di anak ranting ketimbang Presiden Jokowi. Pria yang akrab disapa Noel itu menilai Hasto jauh dari kesan dan sikap seorang kader partai politik.
Baca Juga: Politisi PAN Sebut Racun Penghalang Pertemuan Jokowi dan Megawati, Sindir Hasto Kristiyanto?
"Hasto perlu mendapatkan pengkaderan sebagai seorang kader partai politik. Dia perlu memahami bagaimana sikap seorang kader partai politik yang baik, bersikap positif dan mengutamakan persatuan bangsa. Jangan sebaliknya, tidak mampu menjaga silaturahmi di antara pemimpin bangsa," kata Noel kepada wartawan, Sabtu (13/4/2023).
Menurut Noel, pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati penting dan strategis untuk kebangsaan dan kenegaraan.
Masih menurutnya, kepentingan bangsa dan negara harus diutamakan, bukan untuk kepentingan politik pribadi dan kelompok saja. Menurutnya, kader parpol harus menghayati instrumentasi gerak substansi dari hakikat perjuangan bangsa. Bukannya sinisme politik.
Lebih lanjut, kata dia, pernyataan seorang politisi dan kader partai politik harus futuristik untuk kemajuan bangsa dan negara. Jangan asal bicara tanpa dipikirkan atau sekedar ngomong tanpa tahu substansinya.
"Sudah saatnya, kader partai politik mengedepankan politik positif dan bukan berpikir dan bergerak destruktif untuk kepentingan pribadi dan komunitasnya," tuturnya.
Pernyataan Hasto
Sebelumnya, hingga hari ketiga Idul Fitri, Jokowi belum juga bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Belakangan, tersiar kabar hubungan keduanya kurang harmonis usai Jokowi memberikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran ketimbang pasangan Ganjar-Mahfud yang diusung oleh PDI Perjuangan.
"Ya sebenarnya lebaran kan memang merupakan momentum untuk melakukan silaturahim dan halal bihalal," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta Pusat, Jumat (12/4/2024) malam.
Namun, lanjut Hasto, Megawati nampaknya lebih memilih bertemu dengan anak ranting partainya terlebih dahulu. Ia menilai anak ranting partai mereka justru dianggap lebih penting ketimbang Jokowi.
Pasalnya pada Pilpres 2024 lalu, mereka menjadi benteng pelindung bagi Mega.
"Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan sebentar dulu. Biar bertemu dengan anak ranting dulu karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," jelas Hasto.