Suara.com - Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih mengungkapkan adanya ancaman penembakan terhadap kader di pengurus anak cabang. Ancaman itu terkait dengan penganiayaan terhadap relawan saat kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kabupaten Gunungkidul.
Sebelumnya, video penganiayaan itu viral di media sosial pada akhir Januari. Endah sendiri sudah pernah mengungkapkan ihwal penganiayaan.
Peristiwa tersebut, kini kembali disampaikannya saat memberikan keterangan sebagai saksi dari Ganjar-Mahfud di sidang sengketa perkara Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Endah bercerita, saat itu posisinya dalam perjalanan ke Gunungkidul. Ia mendapat telepon tentang laporan adanya relawan yang ditangkap dan dipukuli, serta dianiaya lantaran membentangkan spanduk pasangan Ganjar-Mahfud.
"Saya tanyakan, apakah di situ tidak ada orang yang menolong? Dijawab, tidak ada yang berani menolong," kata Endah, Selasa (2/4/2024).
Endah yang saat itu masih di dalam perjalanan melakukan panggilan telepon ke nomor Imanuel Apriyanto Purnawijaya. Tujuannya, Endah hendak meminta kader di PAC PDIP Kecamatan Ponjong untuk melakukan negosiasi.
Negosiasi
"Tetapi negosiasi ini gagal dilakukan Imanuel. Bahkan, Imanuel telepon bahwa dia diancam akan ditembak. Di situlah emosi saya bangkit yang mulia, saya langsung meluncur kembali Kabupaten Gunungkidul dan saya langsung datang ke lokasi sekitar pukul 13.03 dan anak itu masih ditahan," kata Endah.
Sesampainya di lokasi, Endah melanjutkan negosiasi. Ia menyayangkan aksi penganiayaan yang dilakukan aparat terhadap relawan. Endah mengayakan dia bernegosiasi dengan pihak yang mengaku ring satu.
Baca Juga: Ada Bukti Rekaman Suara, Saksi Ganjar Beberkan Arahan Bobby Nasution Menangkan 02 di Medan
"Kami tidak tahu namanya, pak, tapi di saat kami datang saya bertanya, bapak siapa? 'Saya adalah ring pertama yang diminta untuk mengamankan presiden'," kata Endah mengulang jawaban aparat terkait.