Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merespons wacana penambahan menteri koordinator (menko) di kabinet Prabowo-Gibran.
Habiburokhman mengatakan, wajar-wajar saja bila negara sebesar Indonesia memiliki kabinet yang besar. Terlebih, Indonesia memiliki target besar di tahun 2045.
"Ini kan negara besar, wajar kalau kabinetnya besar. Target kita juga bukan main-main loh. Ini kan di tengah momentum emas yang nggak pernah ada sebelumnya. Dan sangat mungkin tidak akan ada lagi momentum emas ini, bonus demografi ini," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
"Kita punya target yang amat besar menjadi negara ekonomi keempat di dunia, 2045 Indonesia emas ya, sayang banget kalau kita kerja biasa-biasa saja," lanjut Habiburokhman.
Habiburokhman membantah jika penambahan menko bukan merupakan bagi-bagi jabatan. Menurutnya, penambahan pos-pos di kabinet untuk pembagian tugas yang lebih baik.
"Ini extraordinary kita perlu kerja sama, kita perlu tim yang besar, besar, besar, bukan gemuk ya bukan bagi-bagi jatah ya. Itukan orang yang pesimis.Tapi kalau kami bagi-bagi tugas, orang bilang powersharing kita bilang pembagian tugas kepada elemen-elemen bangsa ini," ucap Habiburokhman.
Lebih lanjut, Habiburokhman juga mengajak kerja sama pihak di luar koalisi pendukung Prabowo-Gibran untuk bersama-sama memajukan bangsa.
"Termasuk juga rekan-rekan yang selama ini yang belum ada di Koalisi Indonesia Maju. Kalau bisa semua kita bergabung, sebetulnya juga tidak bisa disalahkan, karena memang bangsa kita dari mengedepankan kebersamaan," tambah Habiburokhman.
Sebelumnya diberitakan, susunan kabinet Prabowo-Gibran beredar di media sosial memperlihatkan adanya perubahan nomenklatur hingga bertambahnya pos kementerian.
Baca Juga: Gerindra Sebut Prabowo ke China Buat Promosi Capres Terpilih: Sounding Tipis-tipis Dulu
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Koalisi Indonesia Maju (KIM), Cheryl Tanzil mempertanyakan pihak yang sengaja membuat nama daftar menteri-menteri.