Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menjelaskan alasan perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) yang didukung partainya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tak bisa tegak lurus dengan perolehan suara PPP di Madura.
Padahal, Mahfud MD merupakan tokoh yang berasal dari Madura, sementara PPP memperoleh jumlah suara cukup tinggi di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur XI yang meliputi wilayah Pulau Madura, yaitu Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.
Berdasarkan rekapitulasi perolehan suara tingkat nasional yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP berhasil meraih suara cukup tinggi, yaitu 408.412 coblosan.
Menurut Awiek, kekalahan pasangan calon nomor urut 3 di kampung halaman Mahfud bisa jadi disebabkan tidak adanya irisan antara kedua tokoh tersebut dengan PPP.
Baca Juga: Meski Gagal Pertahankan PPP di Senayan, Sandiaga Uno Tetap Dikasih Kursi Istimewa di Partai?
"Artinya, tidak ada kader PPP di situ. Pak Mahfud MD, meskipun beliau orang Madura, tetapi kan tidak ber-KTA PPP sehingga orang yang memilih saya merasa tidak ada ikatan," kata Awiek dalam siniar bersama Total Politik yang dikutip pada Sabtu (30/3/2024).
"Kami juga mencoba menggunakan elemen pilpres ini untuk mendongkrak suara partai, khususnya di Madura, ternyata nggak mampu," katanya.
Lebih lanjut, apabila Mahfud merupakan kader PPP, Awiek mengatakan bisa saja perolehan suara di pilpres bisa berbanding lurus dengan tingginya suara PPP pada pileg di Madura.
"Beda ketika calon wakilnya Pak Ganjar itu kader PPP, itu akan berbeda nuansanya, tetapi karena tidak ada irisannya dengan PPP ya hanya irisan kultural lah tapi itu tidak bisa menjadi representasi dari PPP. Itu lah yang membuat disparitas suara antara suara caleg dengan suara capres," katanya.
Baca Juga: Gabung Kabinet Prabowo-Gibran atau Oposisi, Sikap PPP Tunggu Ini