Suara.com - Analis politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai, beredarnya susunan nama-nama menteri kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran di media sosial hanya sebuah propaganda. Menurutnya, propaganda itu berasal dari orang yang namanya ada dalam susunan kabibet yang beredar tersebut.
"Susunan nama yang dibuat lebih besar hanya sebatas propaganda tokoh-tokoh yang namanya ada di dalam daftar," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (29/3/2024).
Baca Juga:
Harvey Moeis Dibui Gegara Korup Rp270 T, Sandra Dewi Pernah Dapat Pesan Ini dari Ahok
Baca Juga: Cerita Kakak Ipar Prabowo Jadi Pelarian Zaman Orba, Soemitro: Kalau Kamu Ditabrak Orang
Gerindra Sebut Komunikasi Terus Jalan, Sinyal PDIP Bakal Merapat ke Prabowo-Gibran?
Puan Kasih Kode Soal Rencana Pertemuan Megawati dengan Prabowo
Ia menyampaikan, susunan nama-nama kabinet yang sebenarnya tidak mudah tersebar. Apalagi, kekinian Prabowo-Gibran dianggap akan melibatkan Presiden Jokowi dalam penyusunan kabinet.
"Karena susunan kabinet akan menjadi ruang privat kandidat pemenang Pilpres dan koalisinya, konteks sekarang mungkin akan melibatkan Jokowi, dan tentu saja tidak akan disebar dengan mudah," ungkapnya.
Dedi mengatakan, sangat mungkin susunan yang tersebar murni promosi tokoh-tokoh yang tertarik masuk kabinet agar dilirik, tetapi secara umum itu tidak akan benar.
Baca Juga: Sengketa Pilpres 2024, Otto: Kalau Dia Minta Menteri, Kami Juga Minta Ibu Megawati Dipanggil
Lebih lanjut ia meyakini, jika dalam kabinet Prabowo-Gibran nantinya akan diisi oleh banyak pihak yang membantu pemenangannya.
"Kabinet Prabowo, jika memang nanti Prabowo ditentukan sebagai pemenang, besar kemungkinan akan didominasi pihak-pihak yang memang bekerja dalam pemenangan. Soal nama, tentu akan dilihat seberapa besar kontribusi atau aproval rating dari para ketua umum," pungkasnya.
Beredar di Medsos
Bocoran soal nama-nama di jajaran kabinet Prabowo-Gibran kembali muncul di media sosial. Salah satu akun di X (dulu Twitter) memposting tiga poster yang di dalamnya memuat nama-nama daftar menteri Prabowo-Gibran hingga kandidat kepala badan hingga wakil menteri.
Dalam poster bocoran kabinet Prabowo itu, ada sosok Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengisi posisi Wakil Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di bawah Jokowi selaku ketua.
Masuk nama Nusron Wahid sebagai Kepala Staf Presiden (KSP). Menko Perekonomian masih dijabat oleh Ketum Golkar, Airlangga Hartarto. Sementara nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diproyeksikan mengisi mengisi pos Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
Lalu ada kursi Menteri Pertahanan yang di poster itu diisi oleh Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoedin. Sementara nama Sri Mulyani yang di kabinet Jokowi sebagai Menteri Keuangan tak ada dalam susunan itu.
Beberapa nama baru yang masuk dan menarik adalah Budiman Sujatmiko sebagai kandidat Menteri Desa dan Transmigrasi bersama dua nama lain yakni Fahri Hamzah dan Ahmad Doli Kurnia.
Ada juga sosok politisi PSI, Helmi Yahya sebagai kandidat Menteri Koperasi, UKM dan Pasar Tradisional bersama dua lainnya yakni Giring Ganesha dan Anggawira.
Ada juga nama Yusril Ihza Mahendra, Jimly Asshiddique dan Hinca Pandjaitan sebagai tiga kandidat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Budiman Sudjatmiko sendiri sudah angkat bicara terkait namanya yang masuk bursa menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.
"Wah, saya malah tidak pernah diajak bicara tentang posisi itu, baik oleh Pak Prabowo maupun Mas Gibran," ujar Budiman sebagaimana dikutip dari pemberitaan Tempo pada Selasa (26/3/2024).
Dia mengatakan dirinya lebih banyak bicara tentang Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, dan politik luar negeri jika ngobrol bersama Prabowo dan Gibran. “Membicarakan isu-isunya ya, bukan jabatan atau posisi apapun,” terangnya.