Suara.com - Pengamat politik sekaligus Peneliti Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Prof R Siti Zuhro menilai, presiden terpilih Prabowo Subianto memerlukan PDIP pada pemerintahan yang dipimpinnnya.
Sebagai partai pemenang Pemilu 2024, PDIP dianggap bisa meringankan langkah Prabowo.
Baca Juga:
Harvey Moeis Dibui Gegara Korup Rp270 T, Sandra Dewi Pernah Dapat Pesan Ini dari Ahok
Baca Juga: Sengketa Pilpres 2024, Otto: Kalau Dia Minta Menteri, Kami Juga Minta Ibu Megawati Dipanggil
Gerindra Sebut Komunikasi Terus Jalan, Sinyal PDIP Bakal Merapat ke Prabowo-Gibran?
Puan Kasih Kode Soal Rencana Pertemuan Megawati dengan Prabowo
Zuhro menilai, Prabowo bakal menjalankan model executive heavy apabila mampu merangkul PDIP.
"Posisi Prabowo akan sangat kuat, model executive heavy yang membuat semua kebijakan presiden baru nanti didukung DPR," kata Zuhro dikutip dari Antara, Jumat (29/3/2024).
Zuhro menjelaskan, dengan menerapkan executive heavy, Prabowo takkan kesulitan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan presiden. Ia menyebut, Prabowo tak bakal menemui rintangan apabila kebijakan-kebijakannya nanti diuji di DPR.
Karena itu, menurutnya Prabowo harus memperhitungan posisi PDIP saat ini sebagai pemenang Pemilu 2024.
Lebih lanjut, ia mengatakan Prabowo bisa melakukan komunikasi dengan PDIP seperti halnya dengan partai-partai lain.
"Setelah berhasil berkomunikasi dengan Partai Nasdem, Prabowo ingin melanjutkan safarinya ke PDI Perjuangan dan PPP," tuturnya.
Lagipula, Prabowo dianggapnya, mesti memenuhi janjinya saat kampanye. Apabila berhasil menjadi presiden, ia berjanji akan merangkul seluruh partai politik dalam melanjutkan pemerintahan.
Saat masa kampanye, Prabowo mengaku tidak akan meninggalkan siapa pun apabila memenangkan Pilpres 2024.
"Kalau yang diberi mandat Prabowo-Gibran, saya akan merangkul semua kekuatan di Indonesia. Tidak akan ada yang saya tinggalkan," katanya saat berkampanye di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12/2023).