Hal itu sontak membuat W menjadi trauma lantaran takit peristiwa serupa yang menimpanya kembali terjadi.
Meski demikian, dirinya bersikeras untuk tidak mau menandatangani surat pernyataan tersebut.
"Terduga pelaku memboyong anak buahnya ke suatu tempat yang aku gak tahu, di sana aku nangis histeris aku gak mau tanda tangan," ucap W.
Tangis Korban
Sebelumnya, tangis W (29) pecah saat mulai menceritakan kisah pilu yang dialaminya. Air matanya tak terbendung meski sudah mencoba untuk ditahan.
W merupakan buzzer dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yamg menjadi korban pemerkosaan oleh mantan Ketua DPD PSI Jakarta Barat, Norman Lianto.
W menuturkan, awalnya ia mendapatkan informasi soal adanya pembukaan untuk menjadi buzzer PSI.
Ia tertarik dengan lowongan tersebut lantaran ia memang sedang membutuhkan pekerjaan. Selain itu, PSI dianggap sebagai partai yang mewakili anak muda.
Akhirnya, W pun bergabung menjadi buzzer dari PSI
Baca Juga: Jagokan Ganjar Tapi Keok di Pilpres, William PSI: Sekarang Saatnya Ikhlas
“Saya membutuhkan pekerjaan karena dari PSI sedang membuka untuk anggota dan relawan baru. Jadi saya tertarik disana, apalagi branding PSI sebagai portai anak muda,” kata W, di bilangan Jakarta, Rabu (27/3/2024).