Beda dari Golkar, PAN Ikut Kata Prabowo Soal Jatah Kursi Menteri

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:08 WIB
Beda dari Golkar, PAN Ikut Kata Prabowo Soal Jatah Kursi Menteri
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di acara HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023). (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak menuntut soal jatah berapa kursi menteri pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

PAN menyerahkan sepenuhnya urusan kabinet kepada presiden terpilih.

Baca Juga:

PDIP Sebut Ada KPPS Diminta Ubah Suara di Palu, KPU Buka Formulir C Hasil TPS 08

Baca Juga: Senasib dengan Prabowo, Kemenangan Putin di Pilpres Rusia Dianggap Tak Masuk Akal

Data Anomali PSI Terbongkar Saat Pleno KPU, Satu TPS Tambah 132 Suara

Klarifikasi Menpora Dituding Tak Mau Geser Saat Foto Bersama Juara All England 2024

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas menyampaikan urusan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

"Hak prerogatif presiden, terserah beliau," kata Zulhas di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (19/3/2024).

Sebelumnya Partai Golkar meminta jatah lima kursi menteri. Ditanya perihal permintaan Golkar, Zulhas enggan ikut-ikut memberi komentar.

Baca Juga: Qodari: Hasto PDIP Stop Halusinasi, Terima Pil Pahit Ganjar-Mahfud Kalah

"Ya tanya Pak Airlangga dong, nanya kok ke saya," kata Zulhas.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan persoalan kabinet masih dalam pembahasan. Selebihnya, masih menunggu pengumuman resmi pemenang Pilpres 2024.

Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto. (Suara.com/Novian)
Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto. (Suara.com/Novian)

Pernyataan itu merupakan respons Airlangga ihwal permintaan lima kursi menteri untuk Golkar dalam kabinet Prabowo-Gibran mendatang.

Airlangga ditanya, apakah dirinya sudah bertemu secara langsung dengan Prabowo soal permintaan lima kursi menteri.

"Itu masih dalam pembahasan. Kita nunggu pengumuman besok," ujar Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Airlangga juga merespons sekaligus pertamyaan terkait jatah kursi menteri mana saja yang diminta Golkar.

"Kita belum minta. Terima kasih," ujarnya

Hal senada disampaikan Airlangga menanggapi pertanyaan mengenai apa dasar Golkar meminta jatah lima kursi menteri.

"Terima kasih," kata Airlangga.

Respons Gibran

Pembahasan susunan kabinet pemerintahan yang akan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tentu menjadi hal yang menarik dibahas oleh publik.

Namun demikian, Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyebut pembahasan soal susunan kabinet pada pemerintahan RI mendatang akan ada waktunya sendiri.

Menanggapi permintaan jatah lima menteri dari Partai Golkar, Gibran pun masih enggan membicarakannya.

"Untuk masalah menteri dan lain-lain dibicarakan lagi, didiskusikan lagi," kata Gibran dikutip dari ANTARA pada Senin (18/3/2024).

Menurut dia, hal itu akan ditentukan oleh Prabowo Subianto selaku calon presiden.

"Belum, nanti ada waktunya sendiri," katanya.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). [ANTARA/Aris Wasita]
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). [ANTARA/Aris Wasita]

Menurut dia, sejauh ini belum ada pembicaraan terkait susunan kabinet.

Disinggung mengenai keterlibatan Presiden Jokowi untuk penyusunan kabinet mendatang, ia enggan mengelaknya.

"Belum ada pembicaraan ke sana. Kalau untuk masalah itu ya selama ini diskusi dengan saya dan Pak Prabowo, antara kami berdua," katanya.

Sebelumnya, Gibran juga santer dikabarkan akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Terkait hal itu, menurut Gibran masih banyak tokoh senior yang lebih layak menempati posisi tersebut.

"Enggaklah, ya biar yang senior-senior. Yang lebih pengalaman saja," katanya.

Mengenai kemungkinan penunjukannya sebagai ketua baru, ia mengaku tidak mengetahui proses pemilihannya.

"Ya saya nggak tahu ya prosesnya di sana seperti apa. Yang jelas masih banyak tokoh senior," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI