Suara.com - Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro menilai, sosok Joko Widodo atau Jokowi masih terlihat sebagai presiden yang baik.
Padahal di balik itu, Jokowi tengah sibuk memenangkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Baca Juga: Presiden Jokowi Diingatkan Ridwan Kamil, 4 Negara Ini Gagal Bangun Ibu Kota Baru
Usai Tak Lolos Pileg 2024, Jansen Demokrat: Mungkin 99 Persen Caleg Terpilih Karena Politik Uang
Kantor hingga Rumah Digeledah, Uang Puluhan Miliar Milik Crazy Rich Helena Lim Disita Kejagung
Koentjoro melihat Jokowi memulai untuk memenangkan Gibran semenjak gugatan aturan minimal usia capres-cawapres bergulir di MK.
"Nah, dalam hal ini, orang masih melihat Pak Jokowi ini dalam satu posisi, apa? Presiden yang baik, padahal mulai kasus paman bergerak, dia sudah mulai perannya bukan sebagai presiden, tapi bagaimana memenangkan anak emasnya, dia jadi bapaknya Gibran, tapi kita masih lihat sebagai Presiden," kata Koentjoro dalam diskusi daring 'Sing Waras Sing Menang', Sabtu (16/3/2024).
Dengan kondisi tersebut, Koentjoro mengaku heran ketika masih banyak pejabat yang tetap membela hingga pasang badan untuk Jokowi.
Baca Juga: Selvi Ananda Makan Soto Tenteng Tas Rp90 Juta, Aroma Tubuhnya Bikin Tamu Salfok
"Makanya sekarang saya bertanya pada para pemimpin, para pejabat itu, yang mereka bela itu Jokowi sebagai presiden atau sebagai bapaknya Gibran?," terangnya.
Aksi ugal-ugalan Jokowi tersebut melahirkan banyaknya celaan. Padahal sebelumnya, mantan Wali Kota Solo itu menjadi idola banyak pihak.
Koentjoro memahami situasi tersebut dikarenakan adanya sikap berlebihan kepada Jokowi.
Menurutnya, sosok Jokowi sejak awal jadi presiden terlalu dieluh-eluhkan.
"Sebetulnya kita yang salah, karena kita terlalu melambungkan Jokowi pada tempat yang tinggi," ucapnya.