PSI: Jokowi Masih Terlalu Muda untuk Pensiun dari Dunia Politik

Kamis, 14 Maret 2024 | 12:20 WIB
PSI: Jokowi Masih Terlalu Muda untuk Pensiun dari Dunia Politik
Presiden Joko Widodo menunjukan jarinya yang sudah dicelup tinta usai menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 di tempat pemungutan suara (TPS) 10 Kelurahan Gambir, kompleks Kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta, Rabu (14/2/2024). Presiden Jokowi menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2024 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie menilai, masih terlalu muda apabila Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih pensiun dari dunia politik setelah tidak lagi menjadi presiden.

Menurutnya, usia Jokowi terbilang masih segar untuk terlibat dalam dunia perpolitikan Tanah Air.

Baca Juga:

Gus Iqdam Banjir Hujatan karena Bilang Palestina Aman dan Damai

Baca Juga: Dorong Jokowi Jadi Ketua Koalisi, PSI Sedang Bangun Posisi Tawar Karena Suaranya Kecil

Dorong Jokowi Jadi Ketua Koalisi, PSI Sedang Bangun Posisi Tawar Karena Suaranya Kecil

Ucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa, Gibran Banjir Panggilan 'Mas Wapres'

Setelah selesai menjadi presiden pada Oktober 2024 nanti, Jokowi berusia 63 tahun.

"Karena dia masih muda, Pak Jokowi masih 60-an sekian, kalau dia selesai tahun ini sebagai presiden Oktober tahun ini dia masih segar masih fresh mas terlalu muda untuk usia era hari ini," kata Jeffrie saat menjadi bintang tamu dalam acara Podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia dikutip Kamis (14/3/2024).

Bukan hanya soal usia, Jeffrie juga menyayangkan apabila seorang Jokowi tidak lagi terlibat dalam dunia perpolitikan.

Baca Juga: Kerap Pamer Bersama Jokowi, AHY Ditagih Janji Ungkap Mafia Tanah

Sebabnya, ia melihat pengalaman Jokowi mulai dari menjadi wali kota, gubernur, hingga menjalani dua periode sebagai presiden.

"Ideal sekali kalau kaki dia tetap terlibat di politik Indonesia," ucapnya.

Karena pertimbangan itu lah, Jeffrie mengusulkan Jokowi menjadi ketua koalisi.

Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie saat menjadi bintang tamu dalam Podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia. [Tangkap layar]
Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie saat menjadi bintang tamu dalam Podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia. [Tangkap layar]

Ia membayangkan koalisi dalam pemerintahan selanjutnya dibentuk menjadi permanen seperti halnya Barisan Nasional di Malaysia.

Jeffrie menginginkan Jokowi menjadi pemimpin Barisan Nasional versi Indonesia.

"Dia bisa dipercaya oleh semua koalisi parpol atau koalisi barisan nasional ini memimpin," ungkapnya.

Menjadi pemimpin koalisi, Jeffrie menilai Jokowi bakal mampu menjaga stabilitas politik.

Karena, Jokowi dianggapnya sebagai sosok yang mampu merekatkan satu pihak dengan pihak lainnya.

"Itu gak banyak tokoh di Indonesia punya karakter seperti Pak Jokowi. Dengan punya kemampuan sebagai orang yang bisa merekatkan ini maka dia akan bisa memimpin dan menjadi pemimpin yang adil di koalisi ini," terangnya.

Diminta Pensiun

Juru Bicara Timnas AMIN, Mardani Ali Sera ditemui di Kantor Lembaga Indikator Politik Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2024). (Suara.com/Dea)
Juru Bicara Timnas AMIN, Mardani Ali Sera ditemui di Kantor Lembaga Indikator Politik Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (9/2/2024). (Suara.com/Dea)

Usulan Jokowi menjadi ketua koalisi ini menjadi pembahasan beberapa hari ke belakang.

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera tidak setuju dengan usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadikan sebagai Ketua Barisan Nasional atau Ketua Koalisi partai-partai politik.

Menurut Mardani, Jokowi tidak perlu dilibatkan dalam koalisi partai pemerintahan yang akan datang.

"Kalau saya jangan, biarkan Pak Jokowi urusin pensiun aja. Jangan dilibatkan," kata Mardani kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).

Mardani lebih setuju koalisi pemerintahan berjalan secara natural saja.

"Pak Jokowi udah masa lalu lah nggak usah didorong-dorong lagi. Yang kedua, biarkan natural saja terbentuk koalisi sesuai dengan kondisi," ucap Mardani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI