Suara.com - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK menyebut Golkar adalah partai politik yang pragmatis. JK menyinggung sikap Golkar ketika ia maju dalam kontestasi Pilpres pada 2004.
Namun begitu, JK menyebut sikap pragmatis Golkar itu adalah hal biasa dalam politik. Pernyataan itu disampaikan JK forum bertajuk Election Talk #4 Konsolidasi Untuk Demorkasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi Atau Koalisi? di FISIP Universitas Indonesia (UI).
"Banyak partai yang pragmatis termasuk partai saya Golkar, dulu kalah Pemilu 2004 tapi saya menjadi wakil presiden bukan didukung Golkar, saya jalan sendiri. Nah tapi begitu kita menang, bergabung Golkar itu. Itu biasa aja politik itu," ucap JK, Kamis (7/3/2024).
JK menerangkan bahwa di Indonesia, tidak ada partai politik yang sejak awal ingin mengambil posisi sebagai oposisi.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Pemilu 2024 Adalah Pemilu Terburuk Sejak Pertama Kali Digelar
"Sekali lagi tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi, oposisi bagi partai adalah kecelakaan. Jadi karena itu banyak pragmatis," kata JK.
Oleh sebab itu, mantan Ketua Umum Golkar itu menilai perlu adanya perbaikan dalam sistem demokrasi di Indonesia, khususnya peran oposisi.
"Sering orang bertanya kita bagaimana menjalin demokrasi yang tepat? ya demorkasi jangan mencotoh yang sekarang ini, tapi demokrasi yang punya makna, demokrasi yang punya cara yang baik untuk bangsa ini," tutur JK.