Suara.com - Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tapos, Depok, Jawa Barat, mengundurkan diri dari proses rekapitulasi penghitungan suara di tingkat kecamatan. Mereka memutuskan untuk mundur karena ada intimidasi yang mereka dapatkan.
"Kami atas nama PPK Tapos dengan ini menyatakan ketidaksanggupan kami melaksanakan rapat pleno rekapitulasi perolehan suara tingkat kecamatan," demikian tulis surat PPK Tapos dikutip dari akun Instagram @info_depok pada Kamis (7/3/2024).
Mereka merasa tidak sanggup akan intimidasi yang didapatkan. Intimidasi itu disebut tidak hanya ditujukan pada mereka sendiri, tapi juga keluarga anggota PPK turut mendapatkan intimidasi.
"Dikarenakan kondisi wilayah yang sudah tidak kondusif dengan adanya intimidasi kepada anggota PPK bahkan keluarga," tulisnya.
Baca Juga: Mainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Dipecat KPU Setempat
Akibat intimidasi yang didapatkan baik itu kepada anggota PPK maupun keluarganya, mereka menunjukkan ketidaksanggupannya.
PPK Tapos akhirnya melimpahkan proses rekapitulasi perolehan suara tingkat kecamatan itu langsung ke tingkat kota.
"Dengan ini kami menyerahkan sepenuhnya kepada KPU Kota Depok untuk melaksanakan rekapitulasi dilaksanakan langsung di tingkat kota," tulisnya.
Terkait surat pengunduran diri tersebut, sejumlah netizen juga memenuhi kolom komentar dengan permintaan agar pihak yang mengintimidasi dapat diungkap. Lalu ada juga yang mengatakan fakta tentang 'sirekap'.
"Ayo dong jangan saling lempar bola salju, sebutin aja dari pihak mana yang intimidasi. Biar gak gaduh masyarakat," tulis seorang netizen.
"Lihat beritanya akun sebelah, ketua KPU Depok yang langsung ngomong. Kalau aplikasi sirekap berjalan sendiri diuar kendali. Ngeriii," ujar netizen lainnya.
Meski begitu, beberapa netizen juga memberikan semangat dan simpati kepada PPK Tapos yang diintimidasi itu. Netizen itu berspekulasi bahwa intimidasi bisa jadi datang dari pihak yang lebih tinggi.
"Kalau takut siapa yang intimidasi berarti penguasa atau punya bekingan yang kuat. Sehat-sehat yaa temen-temen semua," tulisnya. (Muhamad Iqbal Fathurahman)