Suara.com - Polemik meningkatnya suara yang didapat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa waktu terakhir dinilia sebagi hal yang wajar.
Pernyataan tersebut disampaikan Peneliti Bidang Legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus. Menurutnya kenaikan jumlah suara PSI merupakan hal yang wajar, lantaran hal serupa juga terjadi pada partai lain.
Sebagai gambaran, PSI dalam versi hitung cepat Indikator memperoleh 2,81 persen dan perolehan suara sementara versi KPU 3,13 persen.
"Anggapan ini muncul karena hanya pada lonjakan suara PSI tudingan manipulasi muncul, sedangkan pada parpol lain yang juga mengalami kenaikan suara dianggap biasa saja," katanya, Selasa (5/3/2024).
Ia kemudian mengambil sampel contoh beberapa partai yang mengalami kenaikan jumlah suara bila dibandingkan antara hitung cepat indikator dan versi resmi dari KPU.
Lucius mencontohkan PKB yang dalam quick count Indikator hanya mendapatkan 10,49 persen, namun pada real count KPU sementara hingga saat ini sudah mengantongi 11,54 persen.
Selain PKB, ia menyoroti lonjakan suara Partai Gelora. Dalam hitung cepat Indikator, Partai Gelora hanya mendapatkan 0,93 persen. Pada versi hasil hitung cepat KPU mendapat jumlah suara 1,49 persen.
Lucius menduga, sorotan kenaikan suara PSI bukan berlandaskan perolehan suara yang melambung tinggi, tapi karena faktor lain yang menganggap partai tersebut identik dengan Jokowi.
"Saya menduga posisi PSI yang belakangan dianggap sebagai 'Partai Jokowi' menjadi sumber kemunculan kritikan atas PSI pada Pemilu 2024, termasuk dalam hal perolehan suara mereka," katanya.
Baca Juga: Redam Isu Penggelembungan Suara PSI, KPU Ungkap Ada Cara Koreksi Penghitungan di TPS
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar adanya penambahan suara saat KPU dalam rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara sementara di Pemilu 2024.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Grace bahkan menyebut, berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara pemilih dalam Pemilu 2024.
"Apalagi, hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi, tempat PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," katanya. (Antara)