Kemudian, Gregi menerangkan, proses Pemilu 2024 di wilayahnya berlangsung lancar hingga pleno usai pencoblosan.
Akan tetapi, selang dua hari kemudian mulai ada yang ganjal pada suara yang diinput ke dalam Sirekap.
Ia mengetahui adanya ketidakcocokan antara hasil pleno dengan data yang dilihat pada Sirekap.
"Kejadian ini terjadi ketika memang setelah pelaksanaan pleno selesai dua hari itu terjadi ketidaksinkronan makanya nongol warna merah (tanda data tidak sesuai)," terangnya.
Gregi menyebut sosok Lukman selaku ketua PPK juga menghilang usai pencoblosan. Awalnya sempat mengaku sakit, namun pada hari berikutnya juga tidak nampak tanpa diketahui alasannya.
Anggota Divisi Teknis PPK Kecamatan Bekasi Timur itu tak mampu menahan tangis ketika menceritakan aplikasi Sirekap mendadak dibekukan tanpa sepengetahuannya.
Ia lantas menghubungi KPU untuk menanyakan penyebabnya.
"Itu (Sirekap) difreeze, (mulai menangis) itu di luar sepengetahuan kami. Saya telepon KPU khususnya teknis Bang Hilmi beliau mengatakan bahwa ada perintah dari Bang Lukman untuk menghentikan semua akun," jelasnya.
"Padahal hari itu saya ngurusin di Bekasi jaya ada laporan dari salah satu caleg PKS bahwa ada maladministrasi di Bekasi Jaya," sambungnya.
Baca Juga: Suara PSI Mendadak Tembus 3 Persen di Pemilu 2024, Jokowi Angkat Tangan