Suara.com - Massa Front Rakyat Semesta (FRS) yang menggelar aksi depan Gedung DPR RI, Jakarta guna penolakan hasil Pemilu lantaran dianggap banyak kecurangan ternyata didominasi kaum emak-emak. Bahkan, wanita lanjut usia (lansia) ikut turun ke jalan.
Salah satunya bernama Oma Lulu (67). Meski tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat, Oma Lulu rela datang sejak pagi demi ikut menyampaikantuntuannya itu.
“Oma dari pagi, tapi tadi ke KPU dulu,” katanya, saat ditemui di lokasi, Jumat (1/3/2024).
Lulu mengaku hampir setiap hari mengikuti aksi demonstrasi.
Baca Juga: Sangar! Ikut Geruduk DPR, Emak-emak Massa FPR Tenteng Poster: Makzulkan Jokowi
Menurutnya meski telah berusia lansia, perjuangannya saat ini bakal diwariskan untuk anak-cucunya.
“Ini perjuangan kan buat anak-cucu Oma. Kalau sekarang curang bagaimana masa depan bangsa,” ucapnya.
Lulu mencoba membandingkan, rezim Joko Widodo dengan Soeharto pada Orde Baru.
Dahulu, meski Soeharto sering melakukan politik hitam dengan menyingkirkan para lawan politiknya dengan cara apapun. Namun Soeharto disebut bisa menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
“Kalau zaman Soeharto memang dia suka melakukan penculikan. Tapi buat ibu-ibu seperti Oma, harga-harga semua terjangkau,” ucapnya.
Baca Juga: Salat Jumat Bersama Para Pengunjuk Rasa Sebelum Demo Tolak Pemilu Curang di Gedung DPR
Lulu yang mengaku setiap hari mengikuti aksi ini tidak pernah memasak, lantaran jalan sejak pagi dan pulang saat sudah malam.
“Kan ada cucu oma yang masak di rumah,” tandasnya.
Tuntutan Pendemo
Dalam aksinya di DPR, massa FPI melayangkan tiga tuntutan yang dibentangkan lewat poster yang mereka bawa.
"Tri Tura, Tiga Tuntutan Rakyat. 1. Turunkan harga sembako, 2. Dukung hak angket dan diskualifikasi 02, 3. Makzulkan Jokowi," demikian dilihat dari poster yang terbentang di tengah massa aksi.
Salah satu poster yang diangkat oleh massa FRN menuntut untuk menyelamatkan demokrasi 'Selamatkan Demokrasi dari Kurcaci Oligarki'. Lalu ada juga yang mengangkat poster bertuliskan 'Makzulkan Jokowi'.
Ada Massa Tandingan
Sedangkan massa aksi dari kelompok yang mengaku mahasiswa itu membawa tuntutan yang bertolak belakang dengan FRS. Tuntutan mereka mulai dari tolak hak angket hingga tolak pemakzulan presiden.
Adanya massa tandingan dalam demo ini membuat kepolisian mengerahkan ribuan personel.
Tampak personel brimob berbaris di tengah jalan dengan membuat border untuk memisahkan dua kelompok massa ini.
Selain itu, dua mobil barracuda dan anti huru-hara dari Polres Metro Jakarta Pusat juga diterjunkan untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa ini. Adanya dua massa tandingan ini membuat kepolisian menutup ruas jalan di depan Gedung DPR RI.