Ramai Isu Perindo Transfer Suara ke PSI, JPPR Ungkap Budaya Jual Beli di Pemilu

Kamis, 29 Februari 2024 | 14:33 WIB
Ramai Isu Perindo Transfer Suara ke PSI, JPPR Ungkap Budaya Jual Beli di Pemilu
ilustrasi pencoblosan pemilu, Syarat tukar suara saat coblos Pemilu 2024 (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah akun X sempat menghembuskan isu soal adanya transfer suara dari Partai Perindo ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024. Meski terdengar mustahil, namun nyatanya, praktik jual beli suara itu sudah menjadi budaya dalam penyelenggaraan pesta demokrasi.

Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramita menyebut, jual beli suara berpotensi terjadi di penghitungan suara tingkat kecamatan.

Baca Juga:

Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?

Baca Juga: Iwan Fals Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran: Bablas Angine

Harta Berlimpah Dedi Mulyadi yang Heran Orang Ribut Beras Mahal, Punya Duit Rp7,8 M

PDIP Dan PPP Tak Solid, Nasib Hak Angket Layu Sebelum Berkembang?

Sebab, panitia pemilihan kecamatan (PPK) melakukan rekapitulasi dari semua data dari tempat pemungutan suara (TPS) yang menghasilkan data pada formulir D hasil.

"Belum lagi inputan itu hanya berdasarkan salinan hasil saja yang dibacakan dengan saksi yang mungkin berbeda dan tidak mengetahui kejadian khusus di TPS," kata perempuan yang akrab disapa Mita itu kepada Suara.com, Kamis (29/2/2024).

Jurnalis meliput rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (28/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Jurnalis meliput rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (28/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Menurut dia, hingga saat ini sudah ada laporan dari calon anggota legislatif perihal dugaan penggelembungan suara di tingkat kecamatan.

Baca Juga: Dulu Suka Umbar Janji Palsu dan Pernah Makan Duit Haram, Angelina Sondakh Kapok Jadi Politisi

"Itu membuktikan jual beli suara sangat rawan pada proses ini," ujar dia.

Meski begitu, Mita tidak menutup kemungkinan jual beli suara sudah terjadi di tingkat TPS dengan mengkondisikan panitia penyelenggara pemungutan suara (KPPS), petugas pengawas TPS, dan saksi-saksi.

"Saat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara ketika KPPS, saksi dan pengawas TPS sudah dikondisikan oleh pihak yang melakukan praktek tersebut untuk mengambil suara dari perolehan peserta yang tidak ada saksinya, internal partai sendiri melalui pengkondisian partainya, dan kondisi-kondisi lainnya yang memungkinkan hal tersebut dilakukan seperti menggunakan surat suara sisa atau tidak terpakai dan lainnya," tutur Mita.

"Jual beli suara biasanya berpotensi pada mereka antar kontestan yang selisih perolehan suaranya sedikit atau mereka yang sudah tahu akan kalah memberikan suaranya pada mereka yang berpotensi menang dengan pengkondisian saat proses rekapitulasi," tandas dia.

Viral Perindo-PSI Transfer Suara

Sebelumnya, viral sebuah thread di media sosial X yang mengungkapkan adanya dugaan praktik culas transfer suara di Pemilu 2024 demi meloloskan partai tertentu ke DPR RI atau Senayan.

Thread tersebut diunggah oleh akun bernama @DalamIstana dengan judul "OPERASI CULAS, HIJAU & MERAH TRANSFER SUARA".

"OPERASI CULAS, HIJAU & MERAH TRANSFER SUARA Banteng buka suara soal permainan selamatkan Mawar agar lolos ke Senayan. Beberapa hari ke belakang hingga ke depan ada operasi transfer suara," tulis unggahan awal @DalamIstana dilihat Suara.com, Rabu (28/2/2024).

Menurutnya, operasi transfer suara itu melibatkan partai-partai medioker yang terancam suaranya tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen. Ia menuturkan, sudah ada petinggi parpol medioker berinisial HT setuju mentransfer suaranya ke partai berlambang Mawar.

"Parpol medioker yang sudah pasti gak lolos dibeli suaranya dan HT merupakan salah satu pentolan parpol yang udah deal suaranya dialihkan ke Mawar," ungkapnya.

Adanya hal tersebut, kata pemilik akun itu sudah tidak heran bila partai berlambang mawar tak percaya dengan hasil quick count Pemilu 2024.

"Jadi gak heran, pentolan Mawar dengan sengak, bilang gak percaya hasil quick count setelah 2 minggu Pemilu Kelurahan. Lagian sebelumnya gue udah kasih tahu sebelum pemilu, ada target meloloskan 24 kursi Mawar. Cek postingan gua 9 November 2023 lalu," tuturnya.

Bantahan Perindo dan Guyonan PSI

Sekjen Perindo, Ahmad Rofiq. (Ria Rizki/Suara.com)
Sekjen Perindo, Ahmad Rofiq. (Ria Rizki/Suara.com)

Sekretaris Jenderal DPP Partai Perindo, Ahmad Rofiq membantah adanya kabar tersebut. Terlebih jika disebutkan ketum partainya yakni Hary Tanoesoedibjo atau HT sudah setuju mentransferkan suara partai ke partai lain. 

"Sama sekali tidak benar," kata Rofiq kepada Suara.com, Rabu (28/2). 

Ia menegaskan, jika kekinian Perindo masih tetap akan berjuang mempertahankan suaranya di Pemilu 2024. 

"Perindo tetap berjuang untuk mempertahankan suara. Tidak boleh 1 suara pun pindah ke tempat lain," tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie merespons dengan candaan.

"Warung kali, bisa jual beli," kata Grace saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (28/2/2024).

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI di DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI di DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kendati demikian, Grace masih merasa optimis kalau PSI masih bisa lolos ke parlemen.

Sebabnya, PSI melihat penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU saat ini masih berkisar 60 persen.

Selain itu, Grace juga menyebut survei yang dilakukan internal partai berlambang mawar tersebut menunjukkan suara yang diperoleh mencapai 4 persen.

Dengan adanya perbandingan tersebut, maka PSI saat ini tengah fokus untuk mengawal penghitungan suara di KPU.

"Saat ini fokus kami mengawal real count di KPU karena temuan saksi-saksi di lapangan ada cukup banyak salah catat, salah jumlah," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI