Suara.com - Lembaga Indikator Politik merilis hasil survei untuk melihat situasi publik usai Pemilu 2024 usai digelar pada 14 Februari 2024. Salah satu hasil survei memperlihatkan adanya praktik serangan fajar yang dilakukan oleh tiga capres-cawapres.
Dikutip Suara.com, Kamis (29/2/2024), dari 1.227 responden yang dilibatkan, 18,4 di antaranya mengaku ada orang yang memberi atau menjanjikan memberi imbalan berupa uang maupun barang untuk memilih salah satu calon presiden/wakil presiden atau partai.
Baca Juga:
PDIP Dan PPP Tak Solid, Nasib Hak Angket Layu Sebelum Berkembang?
Baca Juga: Ramai Isu Hary Tanoe Transfer Suara ke PSI di Pemilu 2024, Grace Natalie Respons Sembari Guyon
Harta Berlimpah Dedi Mulyadi yang Heran Orang Ribut Beras Mahal, Punya Duit Rp7,8 M
Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?
Sementara 80,3 persen responden mengaku tidak menemukan orang pemberi imbalan dan 1,4 sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
Responden yang mengaku bertemu dengan orang pemberi imbalan itu mayoritas pemilih capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yakni sebanyak 48,1 persen.
Sementara yang memilih capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebanyak 29,2 persen dan 22,7 persen sisanya memilih capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Kemudian, responden yang mengaku menerima imbalan ditanya soal sumber serangan fajar itu berasal.
Mayoritas dari mereka mengaku mendapatkan dari kubu Ganjar-Mahfud yakni sebanyak 21,1 persen.
Sementara yang mengaku memperoleh dari Prabowo-Gibran sebanyak 20,8 persen.
16,9 persen sisanya mengaku menerima serangan fajar dari Anies-Cak Imin.
Sebanyak 41,2 persen memilih opsi tidak tahu atau tidak menjawab.
Bukan hanya capres-cawapres, responden juga ditanya soal sumber serangan fajar dari partai.
Sebanyak 13,9 persen responden mengaku mendapatkan serangan fajar dari PKB.
12,6 persen responden lainnya mengaku memperoleh dari PDIP, 7,6 persen dari Partai Golkar.
Lalu ada 7,4 persen responden yang mengaku mendapatkan serangan fajar dari Partai Gelora.
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 18 hingga 21 Februari 2024.
1.227 responden yang dilibatkan dalam survei dipilih sebagai sampel melalui metode Random Digit Dialing (RDD).
Mereka diwawancara melalui sambungan telepon untuk pengambilan survei.
Batas kesalahan atau margin of error pada survei ini diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.