Suara.com - Nama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial karena disebut-sebut menerima transfer suara dari Partai Perindo melalui ketua umum Hary Tanoesoedibjo. Ketika disinggung isu itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menjawabnya dengan respons bercanda.
"Warung kali, bisa jual beli," kata Grace saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga:
Bak Bumi dan Langit: Gathan Saleh Hilabi Nembak Orang Buron, Adiknya Bantu Orang Susah
Baca Juga: Jumlah Suaranya Kerap Diungkit jadi Baterai HP, Ganjar Pranowo Tetap Bahagia, Ini Buktinya
Cak Imin Tiba-tiba Minta Maaf atas Keseluruhan Kesalahan, Ada Apa?
Kena Mental, Jagoan Medan Ucok Baret Minta Maaf Usai Tantang Duel Hercules
Kendati demikian, Grace masih merasa optimis kalau PSI masih bisa lolos ke parlemen.
Sebabnya, PSI melihat penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU saat ini masih berkisar 60 persen.
Selain itu, Grace juga menyebut survei yang dilakukan internal partai berlambang mawar tersebut menunjukkan suara yang diperoleh mencapai 4 persen.
Baca Juga: PSI atau Golkar? Partai Pilihan Jokowi Jika Resmi keluar dari PDIP
Dengan adanya perbandingan tersebut, maka PSI saat ini tengah fokus untuk mengawal penghitungan suara di KPU.
"Saat ini fokus kami mengawal real count di KPU karena temuan saksi-saksi di lapangan ada cukup banyak salah catat, salah jumlah," terangnya.
Viral di Medsos
Tengah viral satu thread di media sosial X yang mengungkapkan adanya dugaan praktik culas transfer suara di Pemilu 2024 demi meloloskan partai tertentu ke DPR RI atau Senayan.
Thread tersebut diunggah oleh akun bernama @DalamIstana dengan judul "OPERASI CULAS, HIJAU & MERAH TRANSFER SUARA".
"OPERASI CULAS, HIJAU & MERAH TRANSFER SUARA
Banteng buka suara soal permainan selamatkan Mawar agar lolos ke Senayan. Beberapa hari ke belakang hingga ke depan ada operasi transfer suara," tulis unggahan awal @DalamIstana dilihat Suara.com, Rabu (28/2/2024).
Menurutnya, operasi transfer suara itu melibatkan partai-partai medioker yang terancam suaranya tak lolos parliamentary threshold atau ambang batas parlemen. Ia menuturkan, sudah ada petinggi parpol mediokir berinisial HT setuju mentransfer suaranya ke partai berlambang Mawar.
"Parpol medioker yang sudah pasti gak lolos dibeli suaranya dan HT merupakan salah satu pentolan parpol yang udah deal suaranya dialihkan ke Mawar," ungkapnya.
Adanya hal tersebut, kata pemilik akun itu sudah tidak heran bila partai berlambang mawar tak percaya hasil quick count Pemilu 2024 kekinian.
"Jadi gak heran, pentolan Mawar dengan sengak, bilang gak percaya hasil quick count setelah 2 minggu Pemilu Kelurahan. Lagian sebelumnya gue udah kasih tahu sebelum pemilu, ada target meloloskan 24 kursi Mawar. Cek postingan gua 9 November 2023 lalu," tuturnya.
Kendati begitu, kata dia, meski partai berlambang Banteng kekinian bersuara mengenai adanya operasi transfer suara ke partai Mawar. Hal itu seperti menepuk air di dulang.
Menurutnya, partai Banteng juga pernah melakukan hal yang sama untuk menyelematkan partai berwarna Hijau lolos ke parlemen pada Pemilu sebelumnya.
"Tapi aksi buka suara Banteng ini ibarat menepuk air di dulang. Pasalnya lewat proxy Om Kumis kesayangan Mak Banteng, Banteng juga melakukan hal yang sama ke Partai Hijau," katanya.
"Transfer suara itu untuk selamatkan Partai Hijau yang sudah digaransi Banteng seperti halnya Pemilu Kelurahan 2019 lalu," sambungnya.
"Suara-suara Banteng yang tidak mencukupi target kursi, ditransfer ke Partai Hijau. Posisi si Hijau penting bagi Banteng, apalagi ke depan ada Pilkades. Penting bagi Banteng untuk memiliki backup dan mencitrakan diri dekat dengan kelompok sarungan," tulis lagi akun tersebut.
Terakhir, akun tersebut, mengatakan, adanya operasi transfer suara ini harus dilawan. Menurutnya, rekapitulasi Pemilu 2024 harus dikawal.
"Perilaku transaksional secara horizontal (sesama parpol) maupun secara vertikal (antara parpol dengan Komisi Pemilihan Kelurahan) harus dilawan. Pemilu harus tetap dikawal. Bagaimanapun penyelewengan suara rakyat adalah tindakan yang jauh dari nilai demokrasi," katanya.