Suara.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU meyayangkan kekurangan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam menjalin komunikasi pada Pilpres 2024. Pasalnya, Cak Imin tak sowan ke PBNU saat hendak maju sebagai calon wakil presiden.
Hal ini dikatakan oleh Panglima Santri NU, Habib Umarsyah. Karena itu, ia menyebut anjuran Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk tidak memilih pasangan Capres-Cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Cak Imin saat masa kampenye lalu adalah hal yang wajar.
Sebaliknya, ia menganggap pernyataan Cak Imin yang menyebut Gus Ipul makelar NU justru tidak elok.
"Karena apa yang disampaikan oleh Sekjen, Saifullah Yusuf itu berdasarkan norma dan etika bahwa sebelum pemungutan suara memang ada perbedaan dalam masalah pilpres. Muhaimin maju (cawapres) tanpa bicara, tanpa unggah ungguh dengan PBNU," ujar Umarsyah kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).
Ia juga menyesalkan pernyataan dari kubu Cak Imin yang justru menyerang Gus Ipul. Padahal, seharusnya Cak Imin mengedepankan komunikasi yang baik dengan PBNU.
"Tetapi PBNU kan memang tidak menanggapi itu semua. Biarlah semuanya ikut berkonsentrasi untuk menghadapi Pemilu," ucapnya.
"Apalagi selama ini dia menyebut PKB sebagai partainya NU. tapi kok enggak pernah ada pembicaraan. mau maju Pilpres kok enggak ngomong ke PBNU?" cecarnya.
Setelah hari pencoblosan 14 Februari rampung, Umarsyah juga menyebut Cak Imin tak melapor ke PBNU. Seharusnya, Cak Imin segera menjalin komunikasi agar kembali tercipta hubungan yang baik sebagai sesama kader NU.
"Ya positioning dong. selesai hajatan, lapor dengan PBNU, minta petunjuk, itu wajar lah," pungkasnya.
Baca Juga: Cak Imin Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Terasa Berat Setelah Reformasi