Suara.com - Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, M Romahurmuziy, menilai wajar pemilih paslon nomor 3 Ganjar-Mahfud banyak yang tak percaya hasil hitung cepat dan real count KPU RI.
"Sebenarnya ketidakpercayaan itu wajar karena masyarakat pada umumnya melihat bahwa angka hasil quick count ini sama dengan beberapa survei yang selama ini bertindak sebagai lembaga propaganda untuk kemenangan paslon 02," kata pria yang akrab disapa Rommy saat dihubungi, Selasa (27/2/2024).
Apalagi, kata dia, Indonesia kekinian juga sedang menjadi sorotan lantaran disebut hasil pemilunya sudah diketahui sebelum pencoblosan. Kemudian, menurutnya, ketidakpercayaan itu juga ditenggarai dugaan kecurangan yang nampak.
"Yang ke dua kenapa tidak percaya hasil count karena memang kecurangan nampak betul di depan mata," ungkapnya.
"Money politik dilakukan secara brutal menjadikan Pemilu 2024 sebagai Pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia. Dan terkotor dalam sejarah demokrasi kita," sambungnya.
Meski demikian, politikus PPP ini mengatakan apa pun yang terjadi kekinian semua harus menunggu terlebih dahulu hasil resmi perhitungan KPU pada 20 Maret 2024 nanti.
"Yang ke tiga tentu apapun hasil pemilu ini kan resminya menunggu hitungan berjenjang yang dilakukan KPU dan baru final pada tanggal 20 Maret nanti," pungkasnya.
Survei LSI
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat mengenai kepercayaan publik terhadap hasil hitung cepat alias real count Pemilu 2024 yang dilamukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasilnya, masih banyak pihak yang tak mempercayai hasil penghitungan itu.
Baca Juga: KPU Pastikan Pemungutan Suara di Simeulue dan Paniai Telah Berlangsung, Begini Prosesnya
Secara proporsinya, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan responden yang mempercayai kebenaran real count Pemilu 2024, kebanyakan merupakan pemilih paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan angka 71,9 persen.