Suara.com - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan pemilih paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud termasuk paling banyak tak percayai hasil hitung cepat dan real count KPU RI.
Terkait itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro, bukua suara. Dia menilai hal tersebut sebagai pandangan kritis.
"Ketidak percayaan itu bisa dibaca sebagai pandangan kritis masyarakat atas track record pimpinan KPU RI dalam pemilu kali ini," kata Aryo saat dihubungi, Senin (26/2/2024).
Menurutnya, masyarakat kritis terhadap KPU lantaran ditenggarai sejumlah faktor, di antaranya seperti pelanggaran etik terhadap Ketua KPU RI hingga kacaunya aplikasi Sirekap.
Baca Juga: Ramai Dibahas, Apakah Tiwul Boleh Dikonsumsi Pesepak Bola?
"Pelanggaran etik yang dilakukan oleh Ketua KPU berdasarkan sidang DKPP, implementasi Sirekap yang sampai hari ini bermasalah, hingga masih berjalannya investigasi atas berbagai dugaan kecurangan pemilu," ungkapnya.
Politisi PDIP ini mengatakan, dengan adanya faktor-faktor tersebut, wajar jika muncul sikap ketidakpercayaan, khususnya dari pendukung Ganjar.
"Jadi, selama tidak ada investigasi menyeluruh atau sikap yang tegas dari persoalan-persoalan itu, bukan sebuah hal yang mengejutkan jika ada distrust di masyarakat," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan soal legitimasi Pemilu bukan hanya soal hasil tapi juga proses.
Survei LSI
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat mengenai kepercayaan publik terhadap hasil hitung cepat alias real count Pemilu 2024 yang dilamukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasilnya, masih banyak pihak yang tak mempercayai hasil penghitungan itu.
Secara proporsinya, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan responden yang mempercayai kebenaran real count Pemilu 2024, kebanyakan merupakan pemilih paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan angka 71,9 persen.
Sementara, hanya 15,4 persen pemilih paslon nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 12,7 persen pemilih paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mempercayai real count KPU.
Sebaliknya, responden yang tidak percaya hasil real count Pemilu 2024 mayoritasnya adalah pemilih Anies-Muhaimin dengan proporsi sebesar 51,5 persen, pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 30,9 persen, dan pemilih Prabowo-Gibran sebesar 17,6 persen.
"Yang percaya dengan hasil real count cenderung kebanyakan adalah pemilih dari 02. Yang tidak percaya dengan hasil real count, pertama adalah pemilih dari 01 dan para pemilih dari 03," ujar Djayadi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual melalui akun youtube LSI, Minggu (25/2/2024).
Dalam hasil perhitungan suara real count KPU per Minggu, 25 Februari pukul 19.00, Prabowo-Gibran mengungguli perolehan suara sebesar 58,84 persen. Sementara, Anies Muhaimin sebesar 24,41 persen. Lalu, Ganjar-Mahfud sebesar 16,75 persen.
Meski unggul, Djayadi menyoroti soal pemilih Prabowo-Gibran yang malah tak percaya dengan hasil real count KPU.
"Yang menarik, di kalangan yang kurang atau tidak percaya itu juga ada di kalangan pemilih 02, itu 17,6 persen. Entah mereka enggak percayanya ketinggian atau kerendahan, kita tidak tahu, tidak punya datanya," pungkas Djayadi.
Sebagai informasi, survei ini dijalankan pada periode 19-21 Februari 2024 dengan responden sebanyak 1.211 orang. Metode survei dilakukan secara random digit dialling yakni melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen menggunakan asumsi simple random sampling.