Suara.com - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mewajarkan para pemilih paslon nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan pemilih paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud tak mempercayai hasil hitung cepat maupun real count KPU RI.
Hal itu disampaikan Dedi menanggapi hasil survei terbaru milik Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyatakan tak percaya real count, pemilih Anies-Muhaimin dengan proporsi sebesar 51,5 persen, pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 30,9 persen, dan pemilih Prabowo-Gibran sebesar 17,6 persen.
"Sah saja hitungan KPU tidak dipercaya, utamanya oleh pihak yang sementara ini kalah," kata Dedi saat dihubungi, Senin (26/2/2024).
Apalagi, kata dia, KPU RI sendiri kekinian terkesan banyak membuat tindakan mengarah ke manipulatif.
"Bagaimana pun, KPU banyak membuat tindakan yang mengarah pada manipulatif, misalnya mereka gagal hadirkan keterbukaan hitungan hingga terganggunya sistem yang mereka gunakan," ungkapnya.
Selain itu, menurut Dedi, kekacauan juga terjadi pada perhitungan Pileg 2024. Menurutnya, adanya hal itu menimbulkan konflik antara peserta dan pemilih.
"Dan memang, situasinya lebih memungkinkan untuk tidak mempercayai KPU," tuturnya.
Baca Juga:
KPK Bongkar Modus Ahmad Muhdlor Cs Sunat Dana Insentif ASN Sidoarjo Hingga 30 Persen
Baca Juga: Jawaban Berkelas Mahfud MD Ladeni Pernyataan Paslon 03 Tidak Disukai Rakyat
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat mengenai kepercayaan publik terhadap hasil hitung cepat alias real count Pemilu 2024 yang dilamukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasilnya, masih banyak pihak yang tak mempercayai hasil penghitungan itu.