Analis Mewajarkan Pemilih AMIN dan Ganjar-Mahfud Tak Percaya Real Count KPU, Ternyata Ini Penyebabnya

Senin, 26 Februari 2024 | 13:28 WIB
Analis Mewajarkan Pemilih AMIN dan Ganjar-Mahfud Tak Percaya Real Count KPU, Ternyata Ini Penyebabnya
Pemilih AMIN dan Ganjar Mahfud tidak percaya real count KPU. (tangkapan layar/LSI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mewajarkan para pemilih paslon nomor urut 1 Anies-Cak Imin dan pemilih paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud tak mempercayai hasil hitung cepat maupun real count KPU RI.

Hal itu disampaikan Dedi menanggapi hasil survei terbaru milik Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyatakan tak percaya real count, pemilih Anies-Muhaimin dengan proporsi sebesar 51,5 persen, pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 30,9 persen, dan pemilih Prabowo-Gibran sebesar 17,6 persen.

"Sah saja hitungan KPU tidak dipercaya, utamanya oleh pihak yang sementara ini kalah," kata Dedi saat dihubungi, Senin (26/2/2024).

Apalagi, kata dia, KPU RI sendiri kekinian terkesan banyak membuat tindakan mengarah ke manipulatif.

Baca Juga: Jawaban Berkelas Mahfud MD Ladeni Pernyataan Paslon 03 Tidak Disukai Rakyat

"Bagaimana pun, KPU banyak membuat tindakan yang mengarah pada manipulatif, misalnya mereka gagal hadirkan keterbukaan hitungan hingga terganggunya sistem yang mereka gunakan," ungkapnya.

Selain itu, menurut Dedi, kekacauan juga terjadi pada perhitungan Pileg 2024. Menurutnya, adanya hal itu menimbulkan konflik antara peserta dan pemilih.

"Dan memang, situasinya lebih memungkinkan untuk tidak mempercayai KPU," tuturnya.

Baca Juga:

KPK Bongkar Modus Ahmad Muhdlor Cs Sunat Dana Insentif ASN Sidoarjo Hingga 30 Persen

Baca Juga: Gagal Pertahankan Loyalitas Basis PDIP Jadi Penyebab Ganjar Tak Mampu Taklukan Prabowo di Pilpres 2024

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil jajak pendapat mengenai kepercayaan publik terhadap hasil hitung cepat alias real count Pemilu 2024 yang dilamukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasilnya, masih banyak pihak yang tak mempercayai hasil penghitungan itu.

Secara proporsinya, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan responden yang mempercayai kebenaran real count Pemilu 2024, kebanyakan merupakan pemilih paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan angka 71,9 persen.

Sementara, hanya 15,4 persen pemilih paslon nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 12,7 persen pemilih paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mempercayai real count KPU.

Sebaliknya, responden yang tidak percaya hasil real count Pemilu 2024 mayoritasnya adalah pemilih Anies-Muhaimin dengan proporsi sebesar 51,5 persen, pemilih Ganjar-Mahfud sebesar 30,9 persen, dan pemilih Prabowo-Gibran sebesar 17,6 persen.

"Yang percaya dengan hasil real count cenderung kebanyakan adalah pemilih dari 02. Yang tidak percaya dengan hasil real count, pertama adalah pemilih dari 01 dan para pemilih dari 03," ujar Djayadi dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual melalui akun youtube LSI, Minggu (25/2/2024).

Baca Juga:

Ekspresi Kocak Mayor Teddy yang Batal Salaman dengan Hercules: Udah Tau Tangan Palsu Pakai Digeplak Lagi

Dalam hasil perhitungan suara real count KPU per Minggu, 25 Februari pukul 19.00, Prabowo-Gibran mengungguli perolehan suara sebesar 58,84 persen. Sementara, Anies Muhaimin sebesar 24,41 persen. Lalu, Ganjar-Mahfud sebesar 16,75 persen.

Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul sementara menurut penghitungan suara di KPU RI. [Tangkap layar]
Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih unggul sementara menurut penghitungan suara di KPU RI. [Tangkap layar]

Meski unggul, Djayadi menyoroti soal pemilih Prabowo-Gibran yang malah tak percaya dengan hasil real count KPU.

"Yang menarik, di kalangan yang kurang atau tidak percaya itu juga ada di kalangan pemilih 02, itu 17,6 persen. Entah mereka enggak percayanya ketinggian atau kerendahan, kita tidak tahu, tidak punya datanya," pungkas Djayadi.

Sebagai informasi, survei ini dijalankan pada periode 19-21 Februari 2024 dengan responden sebanyak 1.211 orang. Metode survei dilakukan secara random digit dialling yakni melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen menggunakan asumsi simple random sampling.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI