Suara.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) sama-sama menilai bahwa Pemilu 2024 adalah yang terburuk sejak era Reformasi 1998.
Hal itu berdasarkan sejumlah permasalahan dan kontroversi yang terjadi selama penyelenggaraan Pemilu 2024.
Wakil Koordinator KontraS, Andi Muhammad Rezaldy mengatakan, pihaknya menemukan kasus kematian 94 petugas KPPS meninggal saat proses Pemilu 2024. Angka itu berdasarkan temuan KontraS dan ICW per tanggal 21 Februari 2024.
"Sementtara lebih dari 13.000 lainnya tercatat sakit. Jumlah ini tentu saja bukan angka final, sebab masih memiliki posibilitas untuk terus bertambah, mengingat ribuan orang yang masih dirawat," kata Andi di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024).
Andi menyebut, masih banyaknya petugas KPPS meninggal dunia dalam proses Pemilu menandakan KPU RI tidak serius melakukan evaluasi. Pasalnya, pada Pemilu 2029 lalu tercatat 894 meninggal dunia secara misterius.
Salah satu penyebab masih banyaknya jumlah petugas KPPS yang meninggal dan sakit, kata Andi, adalah beban kerja yang sangat berat.
"Belum lagi Pemilu tahun 2024 diselenggarakan secara serentak dengan lima kotak suara," kata Andi.
Menurut Andi, tugas tersebut jelas tidak manusiawi. Para petugas KPPS rata-rata bekerja selama 24-26 jam non-stop.
"Dalam standar Hak Asasi Manusia, fenomena ini sudah dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap Pasal 38 Undang-Undang 39 Tahun 1999," tutur Andi.
Baca Juga: Mahfud Ogah Ikut-ikutan Hak Angket Kecurangan Pemilu, Ganjar Beri Bantahan: Saya Kira Anda Salah!
Intimidasi dan Kecurangan