Suara.com - Banyak pihak menilai sejumlah partai pendukung Pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar akan merapat ke kubu Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka usai paslon 01 tersebut kalah dalam hitung cepat atau quick count pemenang Pemilu 2024. Paslon 01 hanya mengantongi sekitar 25 persen suara sementara Paslon 02 menyabet lebih dari 50 persen.
Isu merapatnya pendukung 01 ke kubu 02 makin santer setelah PKB, partai yang mengusung Muhaimin Iskandar dikabarkan akan bergabung dengan koalisi Prabowo.
Menanggapi hal tersebut, Cak Imin hanya memberi pernyataan jika Anies – Muhaimin yang terpilih sebagai Presiden – Wakil Presiden 2024 maka PKB tetap akan berada di jalur pemerintahan.
Di kesempatan yang sama, Anies Baswedan juga menegaskan saat ini pihaknya masih akan menunggu hasil resmi yang ditetapkan oleh KPU kendati hitung cepat sudah membuahkan hasil.
Baca Juga: Intip Gurita Bisnis Titiek Soeharto, Putri Cendana yang Tajir Melintir
Secara terpisah, Pengamat Politik Ujang Komaruddin memprediksi jika Prabowo – Gibran menang dalam Pilpres 2024, maka akan banyak partai yang bergabung ke kubu pemerintah. Ujang mengatakan, sejumlah parpol yang berada di luar koalisi pendukung Prabowo-Gibran kemungkinan akan dirangkul oleh Prabowo ketika memimpin.
Ia mencontohkan salah satunya seperti komunikasi antara Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang sudah terjadi pada 18 Februari kemarin.
"Kalau Nasdem kan kita saksikan sendiri, tadi malam kan Nasdem Pak Surya Paloh ketemu Jokowi di istana. Itu kan bagian dari silaturahmi, lobi-lobi, kemungkinan besar akan masuk istana," ujar Ujang saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (19/2/2024).
Partai lainnya, seperti PKB juga kemungkinan akan masuk koalisi pemerintah karena beberapa periode terakhir tak pernah oposisi.
"PKB kan DNA-nya DNA pemerintahan, DNA kekuasaan. Jadi kalau oposisi pasti akan dikerjai juga," ungkapnya.
Baca Juga: Definisi Cantiknya Gak Kenal Waktu dan Zaman, Visual Titiek Soeharto Tahun 1989 Tuai Decak Kagum
Sementara, PKS ada kemungkinan merapat karena sejak lama memiliki kedekatan dengan Prabowo. "Kalau PKS kan dari dulu dekat dengan Prabowo. Walaupun hari ini tidak dukung Prabowo, bisa saja nanti gabung dengan Prabowo," jelasnya.
Dengan prediksi itu, kemungkinan besar PDIP akan menjadi oposisi tunggal. Sejauh ini, kubu 03, Ganjar Pranowo – Mahfud Md yang hanya diusung oleh PDIP menyatakan tetap akan menjadi oposisi pada pemerintahan.
Menguatnya peluang PDIP menjadi oposisi juga sempat dilontarkan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto. Hasto menyatakan partainya siap menjadi oposisi dalam pemerintahan dan parlemen di masa yang akan datang. PDIP nantinya akan menjalankan fungsi check and balance.
Terakhir kali PDIP menyatakan diri sebagai pengawas pemerintahan sepanjang 2004 – 2009. Saat itu Indonesia berada di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama sepuluh tahun.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni