Suara.com - Partai Golkar disebut-sebut mendapat berkah elektoral dari pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024 yang melanjutkan kebijakan Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi.
Penyataan tersebut disampaikan Manajer Kebijakan dan Peneliti Populi Center, Dimas Ramadhan. Ia menilai Golkar mendapat berkah elektoral lantaran kerja keras partai tersebut.
"Jokowi ingin agar agenda perubahan lanjut, dan kemudian Golkar all out dukung itu. Kemudian dapat berkah elektoral dari hasil kerja keras, makanya tak heran suara Partai Golkar ini lebih besar dari Gerindra yang punya Prabowo," kata Dimas, saat dikonfirmasi, Rabu (20/2/2024).
"Meskipun kader Golkar itu tak jadi capres, mereka all out dukung Prabowo-Gibran, dalam hal besar dukung agenda Jokowi," tambahnya.
Baca Juga: Cucu Jokowi Protes Mbahnya Digambar Jelek Banget di Media
Dimas pun menyampaikan, Golkar konsisten mendukung Pemerintahan Jokowi sejak 2014 hingga 2024.
Terlebih saat Pemilu 2019, Golkar bersama PDI Perjuangan all out memenangkan Jokowi untuk periode kedua.
"Golkar ini sejak 2014, sejak gabung ke kabinet Jokowi, itu terbukti all out, support agenda Jokowi di kabinet, parlemen, maupun pemilu. Di Pemilu 2019, Golkar hampir sama all out dengan PDIP untuk menangkan Jokowi periode kedua," ucapnya.
Bahkan, saat Jokowi pecah kongsi dengan PDI Perjuangan, Dimas mengemukakan, Golkar yang kemudian menjadi tumpuan sebagai partai yang memiliki infrastuktur kuat.
"Dalam hal infrastruktur partai, yang bisa menyaingi Golkar hanya PDIP, ketika PDIP pisah kongsi dengan Jokowi, yang bisa diharapkan oleh Jokowi itu tentu Golkar. Makanya ada kebutuhan, ada timbal balik, ada kerjasama yang menguntungkan," jelasnya.
Baca Juga: Suara Partainya Kaesang Belum Tembus 4 Persen, Jokowi: Tanyakan ke PSI
Menurutnya, Golkar menjadi partai yang memiliki infrastruktur yang paling baik di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Sejauh ini, lanjut Dimas, Golkar merupakan partai yamg memiliki infrastruktur dalam partai yang paling baik di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Partai Golkar sangat pengalaman, infrastruktur kuat, jaringan di daerah kuat, berpengalaman di birokrasi. Itu adalah strategi untuk Jokowi selain mengandalkan Gerindra, yang kita tahu, orang cukup oke, tapi pengalaman SDM infrastruktur partai, lebih komplit Partai Golkar," katanya.